Mohon tunggu...
Fuad Hisyamudin
Fuad Hisyamudin Mohon Tunggu... -

Saya tinggal di sebuah kampung dibawah kaki Galunggung Tasikmalaya. Bertekad menjadi pembelajar dalam kampus tanpa batas. Sedang berkarier didunia Jurnalistik, tertarik pada bidang pendidikan, kesling, entrepreneur dan pengembangan SDM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Istri Para Peternak Sapi Bantu Suami Cari Rumput

19 Oktober 2011   16:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:45 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Istri Para Peternak Sapi Bantu Suami Cari Rumput

Di desa Guranteng kecamatan Pagerageung mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah. Tercatat ada sekitar 1500 ekor sapi yang diternak oleh 700 orang disana. Merawat dan berternak sapi perah tidaklah mudah, salah satunya adalah memenuhi makanan pokok sapi dengan rumput atau jerami yang harus selalu ada, makanan pokok sapi ini dikenal dengan istilah unlimitum atau tidak terbatas.

Setiap pagi, puluhan ibu rumah tangga (IRT) sudah berjejer rapi ditengah jalan desa Guranteng. Mereka menunggu mobil truk pengangkut susu yang melaju dari Pagerageung menuju desa mereka. Mobil truk itu sudah biasa, setiap pagi dan sore mengambil susu hasil perahan para peternak. Susu itu kemudian ditampung di KUD Mitrayasa yang berlokasi di dekat kantor kecamatan Pagerageung. Jarak Desa Guranteng ke kantor kecamatan sendiri sekitar 6 km dengan kondisi jalan menanjak tajam. Desa Guranteng sendiri adalah daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Ciamis.

IRT ini sudah sangat hafal betul jadwal truk datang dan pergi, sekitar pukul 07.30 mereka sudah bersiap-siap ikut naik kedalam truk pengangkut susu. Dengan berbekal nasi timbel, arit, tali dan karung kosong, mereka sudah siap bertempur mencari makanan sapi perah dengan numpang mobil truk susu dan berhenti di depan kantor KUD Mitrayasa Pagerageung untuk mencari jerami. Kebetulan, minggu-minggu terkahir ini di sekitar desa Pagerageung banyak petani sedang panen padi. Jerami adalah makanan pavorit sapi terutama disaat kemarau beberapa waktu terkahir ini.

Seperti satu komando, para IRT ini sudah berkumpul kembali sekitar pukul 14.00 tepat di depan kantor KUD Mitrasaya, tempat dimana mereka diturunkan pada pagi harinya. Jika pagi hari mereka membawa karung kosong dan tali, maka menjelang sore kemarin para wanita perkasa ini sudah membawa tumpukan jerami yang mereka dapatkan dari sejumlah sawah didaerah Pagerageung. Jerami-jerami itu kemudian dikumpulkan dipinggir jalan untuk kemudian diangkut bersama mereka naik truk susu yang akan pergi ke desa Guranteng kembali.

"Sekarang mencari rumput susah, makanya harus nekad mencari rumput sampai ke luar desa bahkan luar kecamatan," ungkap salah satu IRT Enah (55) warga kp.Cikadu RT 02/01 desa Guranteng kecamatan Pagerageung. Dia ditemui saat sedang sibuk mengangkut jerami ke atas truk. Cuaca yang ekstrim terutama kemarau berapa waktu lalu membuat rumput sangat susah didapatkan. Sapi yang harus makan rumput dalam jumlah yang banyak ini memaksa mereka turun gunung mencari rumput, "kalau musim seperti ini mah sapi juga lahap makan jerami," ucap ibu yang akrab disapa ibu Punduh ini, sapaan ini adalah untuk istri kepala dusun setempat.

Di kampung Bu Punduh, ada lebih dari 20 IRT yang sehari-harinya mencari jerami atau rumput untuk makan sapi. Sementara suami mereka merawat sapi dan melakukan pekerjaan lainnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, para IRT ini membantu suami mereka mencari pakan sapi, "kalau sapi sehat kan bisa menghasilkan susu yang banyak, sekeluarga bisa mendapatkan rezeki yang banyak pula," ujarnya.

Hal yang sama dikatakan IRT lainnya, Ade Hayati (32), dia mengaku mencari jerami untuk membantu resiko dapur dan meminimalisir biaya dalam berternak sapi. Beternak sapi itu jangan segalanya menyuruh orang lain, katanya, jika pakan saja harus beli maka berternak sapi perah justru akan rugi, "makanya kita cari pakan sendiri dan ikut mobil gratisan seperti ini," katanya sambil terkekh dan disambut ibu-ibu lainnya.

Ketua Unit Sapi KUD Mitrayasa Faridz Amroeni, S,Km, mengatakan dari 700 peternak sapi yang merupakan anggota kelompok KUD ini telah memahami teknik dan perawatan sapi perah, "mereka telah memahami cara yang bernar dalam berternak sapi," katanya, "selain itu juga kami dukung dengan beberapa seperti kesehatan, konsultasi dan lain sebagainya," ucap dia.

"Masalah pakan sapi itu memang sangat komplek, 60 % biaya untuk berternak sapi habis untuk pakan," jelasnya. Sejumlah pakan sapi yang terdiri dari konsentrat yang memuat sejumlah unsur vitamin, ampas tahu dan jerami atau rumput harus tepat dan terpenuhi, "terutama jerami harus selalu tersedia, sapi itu makannya banyak," tandasnya, "makanya saya salut dengan semangat ibu-ibu ini yang mencar rumput untuk sapi setiap hari," pungkas Faridz.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun