Mohon tunggu...
Fuad Hidayat
Fuad Hidayat Mohon Tunggu... -

FUAD HIDAYAT:Desa Krawitan, Kec. Candiroto, Kab. Temanggung,Pernah Kuliah di Fisip Undip, S 2 Magister Administrasi Publik Undip.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kewirausahaan Lokal Berbasis Internet

19 November 2012   09:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:04 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Belakangan ini wacana memperkuat ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan internet semakin santer. Perkembangan dari kota-kota besar mengabarkan kenyataan, bahwa terdapat banyak wirausahawan yang bisa mengandalkan bisnis dari transaksi internet. Istilah marketing-online kemudian banyak digandrungi masyarakat.

Hal seperti itu tentu bukan semata tren musiman mengingat dunia bisnis online telah berkembang cukup lama, paling tidak sejak era 2004 di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, lalu berkembang ke beberapa negara maju Asia seperti Jepang, Taiwan, Korsel, Singapura pada tahun 2006.

Ketika ponsel terintegrasi dengan internet, disertai kemunculan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dll, maka di situlah wirausaha berbasis internet semakin menggurita, -tak terkecuali di Indonesia, khususnya di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makasar, dan Semarang.

Nilai bisnis online

Memang, dari sisi ekonomi makro, bisnis online belum secara signifikan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi sejatinya bisnis online memiliki nilai ekonomis, sosial, dan intelektual yang sangat kuat. Dari sisi ekonomi ia akan menjadi bagian mengurangi pengangguran.

Sebagai contoh, banyak status ibu rumah-tangga yang selama ini menganggur (alias tidak menghasilkan produktivitas ekonomi dan tak terdata sebagai pengangguran), bisa bekerja dari rumah sambil mengasuh anak sekaligus menjalankan tugas lain dari rumah.

Jika ibu rumah tangga itu berangkat dari kelas menengah, maka secara otomatis akan meningkatkan pendapatan kelas menengah. Ingat, kelas menengah yang kuat, secara sosial juga akan memperkuat piranti dasar kemajuan masyarakat.

Kedua, bisnis melalui internet sangat berguna secara sosial dan intelektual karena, dengan begitu seorang pelaku, entah ibu rumah tangga atau generasi muda (bahkan tren kenaikan terakhir, internet banyak digunakan generasi berusia 36-55 tahun), akan memasok segudang keilmuan.

Ketika mereka hidup di era koran/kertas, hanya mendapat sedikit pasokan pengetahuan bisnis, melalui internet lebih bebas dan leluasa tanpa terikat ruang dan waktu lagi.

Lain dari itu, sekarang ini banyak generasi muda rentang usia 22-35 tahun yang berhasil mandiri secara ekonomi, bahkan tak perlu lagi kerja kantoran karena keberhasilannya menjadi wirausahawan online. Sekalipun rata-rata penghasilan ekonominya masih setara dengan penghasilan karyawan kantor, tetapi dengan hidup mandiri, bebas jam kerja, dan kemampuan mengatur hidup, menjadikan kehidupan mereka lebih nyaman dan memiliki kebebasan. Dari situlah potensi waktunya bisa digunakan untuk kegiatan belajar dan lain sebagainya.

Modal dasar

Atas dasar potensi jangka panjang yang semakin baik, masyarakat mesti didorong untuk memasuki kawasan “pasar baru ini”. Cukup modal komputer, laptop, atau netbook, dibantu oleh telepon genggam, setiap orang akan bisa melakukan transaksi bisnis.

Bisnis online untuk penjualan barang ritel (eceran) nyaris bisa dilakukan dengan modal yang murah disertai resiko kecil untuk merugi. Dengan modal secukupnya, bisa berjalan tanpa harus banyak khawatir akan efek dari spekulasi pengeluaran modal dasar.

Barang-barang kecil bernuansa lokal bisa dijual ke pasar nasional tanpa harus berurusan dengan pihak perantara. Artinya penjual dan konsumen bisa bertransaksi secara langsung dengan jumlah kecil sekalipun. Kebetulan layanan jasa paket saat ini juga sudah maju pesat sehingga arus transaksi bisnis offline-nya bisa lancar.

Di atas pertimbangan rasional, bisnis online sangat potensial ditekankan ke masyarakat lokal di Kabupaten seperti Magelang, Temanggung, Purworejo, Wonosobo dll, dengan catatan harus memakai bekal-bekal standar keilmuan.

Menuju pentas global

Kita perlu meyakinkan masyarakat agar tidak malu atau ragu menjadi pelaku usaha, juga mampu memahami nilai lebih produk lokal yang bisa menarik perhatian publik nasional dan internasional. Bisa saja masyarakat kurang pe-de (percaya dunia) dengan hasil kerajinan tangan, produk olahan makanannya, atau barang dagangan lain, tetapi kita harus tahu, bahwa orang lain-lah yang menilai.

Sering hal-hal yang dari pedalaman, alias ndeso, tidak menarik di mata masyarakatnya sendiri, tetapi menjadi eksotik, unik dan menawan di mata orang luar. Jadi, kita harus maju lebih cepat merespons perkembangan globalisasi ini. Sekalipun hanya memiliki modal dasar ekonomi lokal, tetapi kita harus siap berurusan dengan dunia global. Berpikir global, bertindak lokal adalah keharusan untuk maju lebih cepat.

Bisnis-Online bisa menjadi sarana efektif untuk mengurangi pengangguran dan juga mendongkrak basis-basis usaha yang sudah ada dengan catatan harus diarahkan secara konstruktif dan tepat sasaran. Pengetahuan pemasaran dengan seluk-beluk ilmu tentang segmentasi, pengemasan, branding perusahaan (PT/CV) serta metode pelayanan hingga memperkuat loyalitas konsumen menjadi kebutuhan mendesak.

Guna meraih potensi marketing-online tersebut, maka kebutuhan mendasar adalah penanaman keilmuan yang serius di masyarakat. Pelatihan dan tukar pengalaman antara calon pelaku dengan mereka yang sudah berpengalaman dan sukses menjadi sebuah kebutuhan dasar. Dan, di luar itu,-sebagai cara merangsang gerak dinamis wirausaha berbasis online,-setiap pemerintahan daerah mesti memikirkan, mendorong, dan ikut terlibat secara aktif bersama masyarakat.[] Fuad Hidayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun