Menjadi dewasa adalah hal yang menyenangkan tentu juga tidak menyenangkan. Kita berhak menentukan pilihan hidup, menjelajah keingintahuan terhadap hal apapun. Menjadi dewasa juga permasalahan mulai semakin rumit, sampai rumitnya masalah terkadang kita tidak tau permasalahanya. Merasa bingung, rumit dan bahkan Overthingking. Hal ini menjadikan kita terkadang memilih pasangan hidup sebagai alternatif untuk menjadi lawan curhat. Lalu bagaimana nasib jomblo? Mereka lebih menghabiskan waktu dengan teman, bercerita apapun itu.
Namun hal itu, lekas tidak menyelesaikan kegelisahan kita secara utuh, sebab kita datang hanya meluapkan keluh kesah, dan kemudian esoknya kembali dengan sekelumit masalah yang sama. waktu berbincang dengan kawanku yang kebetulan dari jurusan psikologi, sedang mengerjakan proposal skripsi dengan setumpuk referensi buku-buku psikologi. Kemudian kita berbincang sejenak, dan berbicara tentang prospek pekerjaan psikologi.
Aku memulai pembicaraan dengan pertanyaan,
“Lu jurusan psikologi nanti gimana dengan prospek kedepan, sedangkan pekerjaan ini sudah banyak di tempati oleh orang-orang lebih dulu ketimbang kita?”
Dia menjelaskan hal itu, “banyak yang bisa kita jelajahi untuk tempat ini”.
Kemudian aku bertanya kembali,
“ Bagaimana untuk provit, apakah menjanjikan?”
“Menurut hematku ya memang terkadang kurang menjanjikan?” Jawab temanku.
Terus untuk apa kalau kurang menjanjikan, toh.. kalau cuman sekedar penyelesaian masalah terkadang kita bisa curhat dengan siapapun, apalagi di organisasi kita punya banyak kawan dan banyak kaka tingkat untuk diminta masukan perihal itu, lebih baik mencari pekerjaan yang lebih layak dan menjanjikan,
Begitulah sepenggal obrolan malam itu. selepas itu aku pulang ke rumah, seperti biasa memakai headset sebelum tidur dan menonton YouTube, ketika scroll dilihat ada penampilan stand up dari Pandji Pragiwaksono yang menjelaskan singkat seputar pengalamanya tentang datang ke psikolog, dia mengatakan psikolog itu penting untuk kita intinya seperti itu.
terkadang orang kalau sudah mumet dan stres mencari ruang-ruang hiburan untuk menghilangkan penatnya, namun hal itu bakal terjadi berulang-ulang. Pandji menyarankan untuk datang ke psikolog minimal setahun 2 kali, sebab kalau kita curhat terhadap teman, kita kan gak tau teman itu punya beban hidup yang mungkin lebih berat dari kita, makanya terkadang kita kesulitan untuk dapat teman curhat.