Momentum Pemilu Umum 2014 memang dijadwalkan pada tahun 2014 mendatang namun di daerah ini, fenomena dan dinamika politik teranyar lima tahunan ini tiba-tiba menyeruak di jagad bertajuk kepulauan ini bagaikan bak meteor yang jatuh di Siberia Rusia mengguncang dunia persilatan politik dan menggegerkan masyarakat.
Seluruh parpol dan kandidat capresnya telah mengklaim kemenangan dengan perhitungan matematis di internal partai maupun secara individual. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa dari faktor diatas, sebenarnya ada satu pemicu tunggal yakni, partai tidak melihat secara rill apa saja yang dihadapi bangsa ini jikalau tradisi demokrasi tidak dirubah kea rah yang lebih baik. Jujur saja, Indonesia dalam beberapa fase kepemimpinan belum mampu menyentuh substansi kebutuhan masyarakat, Substansi yang dimaksud adalah ketersediaan lapangan Kerja dan Pemberantasan KKN, meskipun lembaga penegak Hukum seperti KPK semakin gencar untuk memberantas Korupsi akan tetapi Pemerintah belum maksimal untuk melakukan sebuah terobosan untuk mencegah Tindak pidana Korupsi, Tak hanya itu, Kita akui bersama bahwa Perekonomian Indonesia masih diatas angka aman dengan semakin tingginya investasi di segala bidang akan tetapi tingkat kesejahteraan masyarakat masih Renda, Terbukti dengan banyaknya pengangguran serta Pendidikan yang susah di jangkau oleh orang yang tidak mampu, padahal tingkat pendapatan Negara diatas Rata-rata 1000 Triliyun setiap Tahunnya, sehingga hal inilah yang menjadi tanda tanya besar, ada apa dengan Kepemimpinan Kita, entah kita gagal mengelola Negara ataukah tidak ada Parometer yang jelas mengenai Program Pemerintahan yang bertujuan untuk mensejahterakan Rakyat. Maka dari itu, Publik sudah seharusnya mencermati dinamika itu, Minimal dengan melahirkan kesimpulan bahwa Pemilu 2014 harus mampu melahirkan Figur Presiden beserta Kabinet yang Progresif, Figur yang Progresif dalam perspektif akademisi adalah mampu melakukan terobosan yang bersifat strategis untuk bisa menjawab tuntutan masyarakat, minimal pada 3 Aspek, Yakni Perekonomian, Polhukam Dan Kesejahteraan Rakyat agar Harapan bangsa kedepan bisa terjawab. jika Publik bisa mencermati lebih objektif mengenai Gambaran Program Pemerintahan kedepan maka otomatis akan lahir salah satu Figur Presiden yang berwatak Progresif dan bisa mengalahkan figur lain meskipun figur tersebut mempunyai sumber daya dalam memenangkan Pemilu 2014. Memang pemilu kali ini bisa dikatakan akan mengundang pertarungan sengit dan terbuka karena ditunjang oleh factor tidak adanya incumbent dalam momentum Pilpres nanti, akan tetapi kita tidak boleh melihatnya pada lingkup seperti itu, karena yang terpenting adalah momentum tersebut dapat dimaksimalkan untuk membangundemokrasi yang sehat dan bebas dari politik transaksional.
Mudah-mudahan pada perhelatan PILPRES 2014 nanti para elite Politik mampu membangun Demokrasi Etis dalam Kerangka mensejahterakan Masyarakat dan merubah pandangan public mengenai eksistensi Partai politik (PARPOL) yang tak ubahnya “MESIN PENDULANG” uang rakyat karena sudah tidak mampu lagi menjalankan fungsi esensialnya menciptakan kader-kader terbaik untuk daerah dan bangsa ini. Maka sejatinya demokrasi kita terlihat semakin semarak karena politik yang gaduh ditambah dengan elite politiknya yang serba Pragmatis.
Keringat rakyat belum lagi kering, penat tubuh belum lagi redah bukan berarti semangat dan gelora rakyat untuk menunggu dan mencari kesejahteraan harus padam, ada perhelatan akbar di tahun depan dan rakyat harus bisa menjustifikasi siapa yang bisa menghadirkan kesejahteraan dan perubahan.
Selamat Berdemokrasi
Artikel Milik :
FUAD BACHMID
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H