Mohon tunggu...
Fuad Ashari
Fuad Ashari Mohon Tunggu... Freelancer - Blog Pribadi

Majelis Literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 31 KKN MIT-DR 11 UIN Walisongo Semarang Adakan Webinar Moderasi Beragama

12 Februari 2021   17:21 Diperbarui: 12 Februari 2021   17:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kegiatan Moderasi Beragama Kelompok 31

Munculnya isu-isu terkait kerukunan umat beragama menjadi salah satu topik perbincangan hangat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Beberapa kerusuhan dan pertikaian antar umat beragama terjadi di berbagai daerah. Padahal, kebijakan tentang kerukunan beragama dalam kehidupan masyarakat telah diusung oleh pemerintah melalui program moderasi beragama.

Namun, kurangnya sosialisasi dan gerakan penyuluhan terkait moderasi beragama, menjadikan sebagian orang belum memahami hal tersebut. Di mana pendidikan toleransi, pengakuan terhadap segala bentuk perbedaan yang ada, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan dari setiap ajaran merupakan hal penting yang harus diterapkan oleh masyarakat untuk mencegah berbagai sikap dan praktek paham-paham keagamaan radikal, yang berpotensi menjadi gangguan terhadap kerukunan umat beragama.

Salah satu cara untuk dapat membantu pemerintah dalam hal tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang moderasi beragama. Seperti yang dilakukan oleh Kelompok 31 KKN MIT DR 11 UIN Walisongo Semarang yang mengadakan acara Webinar Moderasi Beragama.

Webinar berlangsung, Sabtu (30/1/2021) secara online menggunakan platform Google Meet, dengan pemateri Setyawan Budy dan Dewi Praswida yang merupakan koordinator dan aktifis organisasi Persaudaraan Lintas Agama (PELITA). Untuk tajuk yang diangkat, yaitu 'Milenial Bicara Moderasi Beragama: Persaudaraan dalam Komunikasi Nir Kekerasan'.

"Keberagaman di Indonesia dapat menjadi kekuatan sekaligus ancaman perpecahan, sikap moderat yang tidak memihak golongan manapun dapat menjadi upaya meminimalisir kasus-kasus intoleransi," tutur Dewi.

Menurutnya, implementasi moderasi beragama dapat dilakukan mulai dari masyarakat umum hingga pemerintah melalui regulasi, seminar, pembelajaran agama, dan lainnya. Hal itu bertujuan, agar masyarakat lebih mengenal dan mampu menerapkan sikap moderasi beragama dalam bermasyarakat.

Sementara, Setyawan Budy atau yang akrab dipanggil Mas Wawan menjelaskan terkait ciri-ciri generasi milenial saat ini, sekaligus mempromosikan organisasi PELITA dengan kegiatan-kegiatan unggulannya dalam menerapkan sikap moderasi beragama.

"Harapannya, dengan adanya kegiatan ini, dapat menjangkau sebagian lini masyarakat yaitu remaja dan mahasiswa untuk mampu menerapkan moderasi beragama dalam kehidupannya, sehingga membantu mencegah permusuhan antar umat beragama," tambah Mas Wawan.

Penulis : Linda Yulianti (Anggota Kelompok 31 KKN MIT-DR 11 UIN Walisongo)

Editor : Fuad Ashari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun