Mohon tunggu...
Fuad Hamdani
Fuad Hamdani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kopi Pahit untuk Situasi Politik di Negeri Ini

16 Januari 2012   17:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ehm… Sebuah kenyataan yang mau ga mau harus diminum oleh penikmat politik bangsa ini… Hufh.

Sungguh ini merupakan sedikit potret tentang ranah politik yang dari hari ke hari semakin “pahit” saja. Para tokoh politik saat ini sedikit sekali yang memiliki jiwa kepemimpinan yang patut dicontoh maupun diteladani. Pemimpin hakekatnya bisa menjadi panutan karena dialah yang memimpin suatu barisan dengan langkah yang benar menuju ke arah  yang benar pula. Bagaimana mungkin seorang pemimpin yang memimpin suatu barisan tersebut bisa dijadikan teladan bila dirinya sendiri tidak memiliki sesuatu untuk diteladani. Bisa-bisa barisan yang dipimpinnya tidak lagi dengan langkah yang benar dan bahkan tidak lagi melangkah menuju arah yang benar. Naudzubillahi min dzalik..

So, Mau dibawa ke mana bangsa ini kelak jika pemimpinnya sudah terindikasi seperti yang saya sebut di atas?? Anda sendiri yang bisa menentukan jawabannya.

Lantas bagaimana solusi yang dirasa tepat untuk “mengobati” penyakit krisis kepemimpinan yang makin hari makin kronis atau bahkan sudah stadium akhir ini???

Mungkin saya bisa menyampaikan saran sebagai “penawar racun” ini, salah satunya adalah kembali ke “trek yang benar”. Kembali ke “trek yang benar” artinya bahwa kembalilah kepada penuntun jalan kita. Anda tentunya tahu siapa yang bisa menuntun jalan melalui trek yang benar dan menuju arah yang benar???

TUHAN..

Yah….. Menurut saya itulah jawaban dari masalah krisis kepemimpinan dan atau bahkan untuk semua masalah kompleks di negeri ini. Jika semua pemimpin bangsa ini mau kembali dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan mereka yang Esa, saya yakin mereka akan berpikir berkali-kali untuk tidak bersikap amanah. Mereka pasti akan terbayang bagaimana mereka akan menanggung konsekuensi dari perbuatan menyimpang saat mereka menjadi pemimpin. Ingat, “Barangsiapa berbuat keburukan sebesar biji atom pun, kelak mereka akan mendapatkan balasannya”.

Hal ini juga berlaku untuk mereka yang dipimpin (rakyat, termasuk juga penulis). Bagaimana mungkin suatu barisan akan melangkah dengan benar jika pemimpin sudah melakukan hal yang benar tapi barisan tersebut tidak bisa melangkah dengan benar?? (Fuad A Hamdani)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun