Rempang Eco City sebuah Proyek Strategis Nasional yang digadang-gadang bakal mendorong daya saing dengan Singapura dan Malaisya. Akan tetapi PSN tersebut baru-baru ini muncul konflik yang cukup mengerikan.Â
Sebagian menilai proyek terebut tidak begitu penting dan bukannya mensejahterakan rakyat justru malah menyengsarakan rakyat. Lantas bagaimana proyek Rempang Eco City itu? Bagaimana kronologisnya? Dan benarkan proyek tersebut menyengsarakan rakyat?
Rempang Eco City
Seperti yang sudah saya singgung di awal, bahwa Rempang Eco City merupakan salah satu daftar proyek strategis nasional tahun 2023. Pembangunannya tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus.Â
Tujuan dari digarapnya proyek Rempang Eco City ini adalah sebagai salah satu pendorong daya saing dengan Singapura dan Malaisyia. Proyek ini juga sebagai kawasan isndustri, perdagangan, hingga wisata terintegrasi.
Pengerja proyek ini merupakan salah satu perusahaan milik orang terkaya di Indonesia, yakni Tony Winata. Perusahaan tersebut dinamai PT Makmur Elok Graha yang merupakan anak dari perusahaan Artha Graha. Target investasi dari Rempang Eco City juga cukup fantastis, yakni 381 Triliun.
PT MEG merupakan salah satu rekan BP Batam dan Pemkot Batam. Dikemudian hari perusahaan ini diharapkan dapat menarik investor asing maupun lokal guna meningkatkan perekonomian di pulau Rempang. Digadang-gadang proyek ini juga akan menyerap sekitar 306.000 tenaga kerja hingga 2080.Â
Sebuah spekulasi yang sangat menjajikan bukan? Namun proses tersebut tidak mudah, sejak pihak perusahaan mulai meminta pemerintah untuk segera mengosongkan lahan tersebut, dari situlah muncul konfil antar warga dan aparat kepolisian.
Kronologi Konflik Rempang Eco City
Dengan nilai janji dan tujuan yag  begitu besar itu, ternyata banyak sebagian kalangan yang tidak setuju akan didirikannya Rempang Eco City. Bahkan. Pihak yang tidak setuju itu tidak hanya dari kalangan masyrakat Rempang saja, melainkan masyarakat di luar pulau Rempang juga ikut berpartisi pasi dalam konflik tersebut dengan landasan bela Rakyat Rempang.