Kemarin tepat pada Jumat 4 November 2022 telah terjadi demo di Kawasan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Kelompok ini mengatasnamakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) dan kebanyakan dari orang-orang yang ikut dalam aksi tersebut adalah alumni PA 212.
Kelompok PA 212 sejak tahun 2016 memang terkenal kelompok yang sering melakukan aksi-aksi demo. Aksi demo yang pertama mereka lakukan pada 4 November 2016 tujuannya adalah untuk memprotes pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dinilai telah menghina agama Islam.
Namun, entah bagaimana maksudnya kelompok ini terus melakukan reuni dan melakukan demo pada setiap tanggal 4 November, harusnya aksi 411 atau reuni 212 sudah tidak perlu dijalankan pasalnya jika di matipun Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada saat itu sudah ditahan dan dihukum sesuai kemauan mereka.
Jika dahulu Gerakan 411 atau PA 212 berkepentingan untuk membela Islam itu bisa dibilang relevan dengan keadaan, namun jika aksi tersebut masih dilakukan di masa sekarang, maka sudah tidak relevan lagi dan dapat dipastikan terdapat kepentingan politik tersendiri dibalik aksi demo 411 kemarin. Meskipun kelompok ini mengatasnamakan pembela rakyat, namun agaknya aneh jika diamati, karena dari segi mana rakyat ini disengsarakan.
Sejauh ini terdapat beberapa poin yang didemokan oleh kelompok ini, yakni antara lain mendesak pemerintah untuk menurunkan harga BBM, mendesak pemerintah untuk menegakkan keadilan, dan yang terakhir adalah mendesak presiden Jokowi untuk turun jabatan, karena sebab isu ijazah Presiden Jokowi palsu. Tuntutan-tuntutan mereka ini sungguh aneh dan tidak berdasar.
Kelompok 411 atau 212 ini sangat berbahaya, karena ia selalu melakukan aksi-aksi demonstrasi, padahal pada saat ini tidak ada masalah di negeri ini yang begitu signifikan sampai harus di demokan. Aksi-aksi seperti ini bukannya menyelamatkan rakyat, justru malah akan memunculkan kesan menakutkan bagi rakyat, terutama bagi umat Islam. Mengapa demikian?
Semua rakyat Indonesia mengerti bahwa semua yang ikut aksi demo 411 adalah umat Islam, maka jangan menyalahkan siapa-siapa jika muncul istilah Islamofobia. Manusia akan cenderung takut dengan Islam jika perilaku-perilaku umat Islam itu sendiri tidak mencerminkan sikap Islam yang ramah dan toleran. Aksi demo 411 jelas tidak mencerminkan sikap Islam yang ramah, melainkan mencerminkan sikap yang arogan dan penuh dengan sikap kekerasan.
Meskipun menurut Prof, Mahfud MD sendiri, bahwa Islamophobia tidak ada di Indonesia, hal ini dapat dibenarkan melihat banyaknya mentri-mentri yang ada di negara ini mayoritas beragama Islam, namun tidak dapat dipungkiri Islamophobia aman muncul jika umat Islam terlalu sering melakukan demo-demo yang aneh dan tidak berdasar.
Aksi demo 411 ataupun reuni akbar 212 tidak dapat dibenarkan, melihat tujuannya yang sudah tidak murni untuk membela rakyat. Tujuannya lebih mengarah untuk membela kelompok-kelompoknya yang terindikasi Islam radikal. Andaikata aksi demo 411 yang tujuan utamanya untuk menurunkan presiden Jokowi, maka jika presiden Jokowi turun yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang akan menggantikan posisi beliau?
Mungkin yang akan mereka ajukan sebagai pengganti presiden Jokowi adalah Anies Baswedan, mengapa Anies Baswedan? Jawabannya jelas, karena hanya Anies Baswedan lah yang bisa menjamin kelompok-kelompok mereka tetap aman dan tetap tersebar luas di Negara Indonesia ini.