Mohon tunggu...
Nur Fitriani
Nur Fitriani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Muridku Sahabatku

5 Juni 2017   17:22 Diperbarui: 5 Juni 2017   20:24 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman pertama saya mengajar adalah pada tahun 2013. Saat itu saya baru lulus SMA, dan untuk pertama kalinya, saya langsung dihadapkan untuk mengajar siswa SMA kelas X (MAN 15 Jakarta). Mungkin itu salah satu faktor keberuntungan saya bisa mengajar di sekolah tersebut. Pada mulanya saya hanya menggantikan guru pendalaman materi (PM) yang saat itu sedang cuti menikah, rasa yang tidak karuan karna harus mengajajar anak yang usianya tidak jauh dari saya, bahkan sempat ingin mengundurkan diri saja, namun saya coba dengan yakin.

 Hingga pada akhirnya singkat cerita karena saya mendapat respon yang baik dari mereka dan saya sudah mulai terbiasa dengan keadaan di kelas dengan segala tingkah laku konyol dan bahkan membuat saya terkadang salah tingkah, akhirnya pihak sekolah mengucapkan selamat datang kepada saya untuk menjadi pengajar PM tetap bagi kelas X. namun rasa bahagia itu mengalir begitu cepat dengan diberlakukannya kurikulum 2013 dan ditiadakan lagi PM bagi siswa kelas X. rasa haru pun larut saat hari terakhir mengajar di sana. Siswa-siswi yang sedang beranjak dewasa itu telah menjadi bagian dari sahabat saya(hingga saat ini).

 Mereka sekarang sudah tumbuh dewasa menjadi mahsiswa/i tingkat 1 (semester 2). Dengan berbekal pengalaman 8 bulan mengajar di sekolah itu, saya meneruskan pengalaman mengajar. Nekat mengajar di usia muda bukan tanpa alasan, melainkan karena keinginan kuliah yang sempat tertunda sebab tuntutan biaya hidup. Oleh karena itu saya mewujudkan keinginan itu dengan usaha dan hasil sendiri. Allah memang maha adil, di akhir tahun 2013, saya mendapat tawaran mengajar privat di sekitar rumah yang jumlahnya mencapai 8 orang pada saat itu. Dari mereka lah saya mengumpulkan biaya untuk masuk kuliah hingga pada 2014, saya menjadi mahasiswi UNINDRA jurusan pendidikan matematika.

Tidak berhenti saat itu, justru tuntutan biaya yang terus bergejolak karena saya telah berkomitmen untuk membiayai sendiri selama perkuliahan pada orang tua, maka saya harus lebih giat lagi mencukupi kebutuhan akan biaya kuliah dan sehari-hai saya. Mereka bukan sekedar murid, namun bisa menjadi adik bahkan sahabat sekalipun.

 Rasa jenuh, penat, bosan, lelah itu tak jarang menghampiri saya dibarengi dengan tumpukan tugas kuliah dan prioritas nilai kuliahh, itu sangat sulit bagi saya untuk menyeimbangkannya. Namun itu semua hilang dengan segala tingkah laku anak anak polos yang kini menjadi bagian dari hidup saya. Melalui mereka saya mengerti akan arti ketulusan, melalui mereka saya belajar arti kesabaran, dan dari mereka saya merasa menjadi sosok yang selalu dibutuhkan. 

Dan karena mereka pula saya bisa bertahan hingga kini menjadi mahasiswi semester 6. Hingga sampai saat ini saya mempunyai murid SD, SMP, SMA, bahkan yang sudah lulus SMA pun dan ingin masuk perguruan tinggi. Karena tidak ada jarak diantara kami, membuat semua begitu dekat, yang terkadang menjadi teman curhat atau sekedar jalan-jalan melepas penat. Memang pada dasarnya saya menyukai anak kecil dan hal itulah yang membuat saya menciptakan jarak seminimal mungkin dengan meraka agar merasa nyaman.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jangan tanya saya yang mana .....

memang murid-murid yang ini luar biasa.

Sedikit dari sekian banyak moment diluar belajar antara saya dan murid-murid saya (yang cowok susah diajak foto). Terlihat tidak ada jarak yang berari antara kami, itulah yang membuat kedekatan kami layaknya sebatas sahabat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun