Tuntas sudah pertandingan Timnas Indonesia lawan Timnas Vietnam dgn skor sama kuat 2-2. Nampak jelas kualitas permainan ke dua Tim berbeda. Vietnam lebih unggul dalam soal kreasi serangan. Semua lini bergerak mencari celah. Menjadikan permainan satu kekuatan tim. Suguhan alur2 serangan benar2 membuat Timnas Garuda kerepotan menghalaunya.
Tak pelak gol pertama di awal 11 menit babak pertama berhasil disarangkan ke gawang Kurnia Meiga. Setelah itu Vietnam semakin menguasai jalannya pertandingan di babak pertama. Peluang demi peluang sangat banyak tercipta. Beruntung Timnas Garuda masih bisa menghalaunya. Tetapi di sinilah letak pokok persoalannya. Bola yg dihalau pun tidak jelas arahnya ke striker. Lini tengah dibiarkan dikuasai oelh Vietnam. Praktis bola2 direct langsung ke depan dgn lop2 umpan lambung. Di sini akan jelas dgn mudah di baca serangan Timnas Garuda. Kontras sekali strategi serangan yg dibangun oleh Timnas Garuda.
Selalu mengandalkan umpan2 panjang ke depan. Tanpa bisa mengatur strategi serangan dari lini tengah. Permainan saat uji coba dgn Timor Leste praktis tdk terlihat. Kesalahan2 umpan masih terjadi. Duel satu lawan satu pun tidak mumpuni. Perebutan bola Vietnam selalu lebih unggul. Meskipun gol balasan di menit 31 berhasil diciptakan lewat aksi Zulham Zamrun yg bergerak tanpa mendapat perhatian bek Vietnam. Memanfaatkan umpan lambung dari tengah. Setelah itu Indonesia mulai sedikit menguasai bola. Tapi hanya beberapa menit kembali Vietnam menguasai jalannya pertandingan.
Di babak ke dua pun masih tetap sama keadaanya. Vietnam tetap tampil dominan. Alur2 serangan cepat dari kaki ke kaki diperagakan. Peluang2 emas pun selalu terjadi. Melihat dgn kondisi ini, jelas kreator serangan di lapangan tengah tdk bisa berbuat banyak. Maka Firman Utina dimainkan menggantikan Manahati Lestusen. Baru sedikit hidup alur2 bola yg dialirkan ke depan. Melihat strategi yg diterapkan Opa Riedl ini, sedikit membawa perubahan. Tetapi tidak bisa berbuat banyak. Malah antisipasi Zulkifli dalm merebut bola dari kaki Vietnam tdk berhasil. Disinilah gol ke dua Vietnam tercipta lewat umpan silang yg dimanfaatkan Lee chon Vinh dgn sepakan lambung ygmnerobek gawang Kurnia Meiga.
Unggul semntara waktu, membuat kepercayaan diri Vietnam semakin meningkat. Bertubi2 serangan yg mengancam gawang Kurnia Meiga seakan2 Vietnam leluasa memainkannya. Tak ada pressing2 ketat yg dilakukan oleh pemain timnas Garuda utk merebut bola.
Gol balasan yg bersifat keberuntungan pun terjadi. Penetrasi Syamsul Arif berhasil menempel pemain bek vietnam dan merebutnya. Dgn sepakan datar mengarah ke kiper tdk berhasil ditangkap dgn sempurna. Bola pun lewat di bawah kaki penjaga gawang. Blunder kiper Vietnam ini memaksa skor berimbang 2 - 2 sampai peluit babak ke dua berbunyi.
Melihat hasil kesimpulan, Timnas betul2 tdk bisa berbuat banyak dalam mengatur serangan. Sebab Vietnam pun berhasil selalu mengurung Timnas Garuda. Strategi 4-2-3-1 yg diterapkan Coach Riedl tdk berkutik banyak. Meskipun dalam pertandingan lebih cendrung ke pola 4-4-2. Bagaimanapun apakah ini strategi utk mengecoh lawan selanjutnya atau bukan tetap Timnas Indonesia tdk bisa berbuat banyak dalam bertanding. Selalu mati langkah dalam menguasai bola. Hanya umpan2 panjang yg selalu diterapkan. Betul2 minim kreasi serangan yg walaupun Firman telah dimasukkan, tetap saja tdk bisa menguasai bola.
Melihat serangan yg dibangun oleh Timnas Vietnam, penulis teringat dgn Timnas U-23 Thailand yg mencukur Timnas kita dgn skor 6-1 diajang Asian Games di Korsel. Pola serangan Vietnam lebih mirip dgn Gaya bermain U-23 Thailand. Militan dan hidup di semua lini.
Bila melihat cara bermain Timnas Indonesia masih seperti itu, sangat sulit sekali utk bisa lolos dari fase group. Apa lagi sampai ke semi final. Sangat jauh beda dgn saaat tampil di AFF 2010 yg lalu. PAssion2 selalu unggul dari lawan2 di group. Bola dari kaki ke kaki meluncur dgn baik. Tapi, sekarang benar2 kontras sekali apa yg diperlihatkan.
Betul, masa persiapan yg sangat minim sekali. Berkisar hanya 10 hari jelas permainan tim belum padu. Sebenarnya ini pun tidak jadi soal. Karena mereka adalah pemain2 profesional di liga Indonesia. Apa lagi mereka sudah banyak mengenal dgn cara bermain masing2nya. Sekalipun demikian, memang diakui bahwa Timnas kita benar2 belum matang dalam bermain. Istilah "bola itu bundar - apa pun bisa terjadi", maka skor 2-2 dgn menahan imbang tuan rumah diibaratkan dgn keberuntungan semata saja.
Walaupun Vietnam 60% menguasai bola (prediksi penulis).
""Tidak terkejut dengan hasil ini. Terkadang anda harus berjuang sampai detik-detik terakhir, terkadang itu membuahkan hasil," kata Riedl usai pertandingan".
Ya, inilah gol keberuntungan dari istilah bola itu bundar, apa pun bisa terjadi.
Jangan lupa Coach, ubah strategi bermain skuad Timnas Garuda. Bermainlah dgn bola2 cepat dari kaki kekaki seperti yg diperagakan oleh Vietnam. Dan memang Vietnam masih Unggul dalam alur2 serangan.
Semoga Timnas Garuda selanjutnya bisa mengatasi lawan2nya. Dan berhasil sampai ke semi final - final - Juara.
Bravo Garuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H