Bunga itu ...Â
Hati nurani yg jujur nan berkeadilan...
Begitu saja secara spontan
dalam lembaran
tanpa rekaan
Denyut nadi tidak terbantahkan...
beriring sahutan lain dalam kicauan
tuk sejengkal yg terpatahkan
Setangkup kata dalam lingkaran
belum sirna ruang harapan
membelah tirai dalam helaian
Meski di kungkung dengan cibiran...
nakhoda tak bergeming dalam haluan
mengembangkan layar dalam sisa perjalanan
tuk sejumput masa pengharapan
Silahkan sumbang-kan ...
riak-riak masih ada dipelataran
namun sketsa roman tidak bisa didustakan
yang akan menjadi bingkai catatanÂ
Hanya satu ungkapan ; "pergilah berjalan ... dengan bunga nan menawan"
(notes ; puisi ini sudah dipublish di fb saya (Firdaus Tan Juang), namun di sini ada penambahan beberapa kata)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI