Mohon tunggu...
rudin
rudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tertarik pada seni dan sastra

sepertinya aku sudah tak ada waktu lagi.\r\ntapi untuk berubah aku belum terlambat.\r\nsemua terasa sangat menghimpit.\r\ndan harus bergerak bebas. (eksistensialisme)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petani

1 April 2017   14:41 Diperbarui: 22 Juni 2019   06:57 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Topi caping rajutan batang bambu
Indah mahkotai kehidupan petani
Bentuk ketegaran tergambar
Dari kehidupan yang sebentar
Beralur – alur kulitmu, berlipat – lipat
Tergambar kehidupan yang berat
Namun tetap kidmat kau jalani
Dengan serumpun do’a dan ucap syukur tiada henti
Meski kau setua itu
Namun pemikiranmu tetap terjaga
Kebijaksanaan ada di sepasang matamu
Jauh melampaui pemikiran anak – anakmu
Kehidupan yang kau jalani dari pagi hingga petang seolah tiada henti
Di terik matahari yang mengelupas kulit
Dan hujan yang membasahi – mengiris mengiringi langkah
Waktu menghitung dan menulisakannya
Yang kau hanyalah seorang petani
Tiada kesombongan berdiri dipudakmu
Kemapanan hidup adalah rasa syukur sepanjang hari
Tuas – tuas muda yang kau tanam adalah ribuan pengharapan
2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun