*Teruntukmu saja#
Nafas-nafas puisiku setia berdetak
sedang rindumu bergelora memuncak
siapa yang akan kita salahkan kelak
rindu? dendam? atau luka yang tergeletak?
tanya meninggalkan jejak
jawaban jiwamu bergetar sesak
desak-desak
coretan-coretan rindu di setapak
di diding-dinding hati yang beranjak
ada luka yang ditawan cinta sejenak
di matamu yang mengarah-berarak
melahirkan beribu rindu di benak
ya matamu; meski bukan lautan, tapi aku tenggelam di dalamnya setiap saat aku bersajak
Alina, Â rindu di matamu dengan jarak
jauh-jauh bergerak, seperti merayu senja
telah membuat aku jatuh cinta padamu, bukan dalam sajak, saja
Ruang Sunyi, April 24
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H