Tes antibodi-antigen atau Ab-Ag test merupakan kombinasi pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi protein p24 (antigen HIV) serta antibodi HIV-1 atau HIV-2 di dalam darah pasien. Tes ini dinilai lebih akurat dan bisa dijadikan sebagai pemeriksaan dini dari penyakit HIV/AIDS karena antigen akan muncul lebih cepat daripada antibodi, yaitu sekitar 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi.
Cara kerja tes ini menggunakan proses reaksi yang dikenal sebagai chemiluminescence. Reaksi chemilumenescene adalah proses yang berguna untuk mendeteksi antibodi dan p24 protein antigen. Dengan kata lain, jika ada antibodi atau antigen di dalam tubuh, hasil dari proses ini akan memancarkan cahaya pada detektor. Hanya ada satu tes antibodi-antigen yang disetujui saat ini, yaitu tes Arsitek HIV Ag/Ab Combo. Jika hasil tes ini positif, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, yaitu tes Western blot.
3. Tes PCR
Tes PCR (polymerase chain reaction) merupakan pemeriksaan HIV yang dinilai memiliki tingkat akurasi paling tinggi. Tes ini dilakukan dengan memeriksa materi genetik HIV, yaitu DNA atau RNA, di dalam darah pasien pada laboratorium. Namun, hasil dari tes ini memerlukan waktu yang lebih lama, yakni mencapai 2 hari. Tes virologis dengan metode PCR yang dianjurkan, yaitu:
a. HIV DNA kualitatif (EID
Tes HIV/AIDS DNA kualitatif dari darah lengkap atau dried blood spot (DBS) adalah pemeriksaan yang fungsinya mendeteksi keberadaan virus HIV, bukan pada antibodi penangkalnya. Cek HIV ini digunakan untuk diagnosis pada bayi.
b. HIV RNA kuantitatif
Tes HIV/AIDS RNA kuantitatif dilakukan dengan menggunakan plasma darah. Pemeriksaan penunjang HIV ini berguna untuk memeriksa jumlah virus di dalam darah (viral load HIV). Metode cek HIV dengan PCR melibatkan bantuan enzim untuk menggandakan virus HIV dalam darah. Selanjutnya, reaksi kimia akan menunjukkan seberapa banyak virus. Hasil pengujian RNA biasanya memakan waktu beberapa hari sampai seminggu. Viral load HIV dinyatakan "tak terdeteksi" jika berada sangat sedikit dalam 1 cubical centimeter (cc) sampel darah. Jika viral load tinggi, tandanya ada banyak virus HIV dalam tubuh. Ini dapat menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh gagal melawan HIV.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H