Mohon tunggu...
Firman
Firman Mohon Tunggu... Freelancer - biasalah

Hanya akan menulis jika ingin. Lebih sering resah karena mendapati ukuran celana dan bajunya bertambah.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Menjogeti Patah Hati hingga Ajang Reuni di Synchronize Fest 2019

7 Oktober 2019   17:44 Diperbarui: 7 Oktober 2019   17:57 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dangdut is The Music of My Country
Hari pertama Synchronize Fest 2019, Jumat (4/10) ditutup dengan penampilan Didi Kempot di Dynamic Stage. Lagu "Stasiun Balapan" menjadi pembuka penampilan penyanyi yang memiliki julukan Lord of The Broken Heart itu.

Semua penonton yang saya taksir rata-rata bukan orang bersuku Jawa, lantang menyanyikan lagu Didi Kempot ini. Banyak yang jadi lebih mengenal dan mencari tahu lagu-lagu Didi Kempot ini, khususnya anak muda. Hal ini mungkin disebabkan beberapa waktu lalu seorang penyiar radio, Gofar Hilman, mewawancarai Didi Kempot ini untuk konten youtube-nya, Ngobam, di Solo secara live.

Antusiasme anak muda di Solo dan sekitarnya yang hadir pada waktu itu membuat tidak hanya Gofar, namun Didi Kempot sendiri terkejut. Pasalnya, mereka tidak mengira bahwa masih banyak sekali anak muda yang suka akan musik-musik dangdut campursari khas Jawa ala Didi Kempot.

Lagu-lagu berikutnya, seperti "Cidro", "Pamer Bojo", "Layang Kangen", "Kalung Emas", dan lain-lain juga tidak kalah heboh dinyanyikan oleh para sobat ambyar yang ada di Dynamic Stage malam itu.

Didi Kempot juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah hadir karena masih mau mengapresiasi musik tradisional semacam lagu-lagunya.

"Saya nggak nyangka Jakarta masih bisa nerima lagu tradisional Jawa. Ini kebanggaan yang luar biasa bagi saya sebagai pelaku seni tradisional. Terima kasih, matur sembah nuwun. Yok, daripada sakit hati, mending dijogeti!" ujar Didi Kempot di panggung Synchronize Fest 2019, Jumat (4/10) malam.

Tidak berbeda dengan malam pertama, malam kedua kembali ditutup dengan penampilan NDXAKA yang juga sama-sama membawakan musik dangdut campursari berbahasa Jawa. Hal ini tidak berlebihan jika penulis bilang bahawa Dangdut is the music of my country.

Perhatian anak muda terhadap musik-musik semacam ini membawa suatu diagnosa bahwa kultur musik semacam ini memang sangat kental dengan masyarakat kita. Apakah itu pegawai kantoran, ibu-ibu yang sedang menyusui anaknya, pengusaha sukses dengan ribuan karyawannya, hingga kuli bangunan dengan sebatang rokok di sela-sela jari telunjuk dan jari tengahnya, pasti mendengarkan musik semacam ini.

Ajang Reuni yang Nggak Dadakan-dadakan Amat
Selain membuktikan kalau Synchronize Fest 2019 bisa mengakrabkan sesama manusia di sana dengan musik dangdutnya, festival ini juga bisa mempertemukan kembali beberapa grup musik dengan mantan personelnya. Adalah Kangen Band, Killing Me Inside, dan Clubeighties (Club-80's) yang kembali dipertemukan di panggung dengan personel lamanya setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

Andika Mahesa atau yang lebih dikenal dengan "Babang Tamvan" mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Synchronize Fest 2019 ini karena setelah tujuh tahun akhirnya bisa bertemu lagi dengan Dody, gitaris Kangen Band, yang sekaligus sahabat dekatnya.

"Terima kasih buat Synchronize 2019. Saya dari 2012 nggak pernah ketemu Dody, akhirnya bisa ketemu lagi. Saya berterima kasih banyak sudah mempertemukan saya sama Dody," ujar Andika saat tampil di Synchronize Fest 2019 pada hari ke-2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun