Mohon tunggu...
Frizka Amelia Sundha
Frizka Amelia Sundha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dunia membutuhkan literasi sebagai konsumsi sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Darurat Membaca!

16 Desember 2024   01:25 Diperbarui: 16 Desember 2024   01:22 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Fasilitas Perpustakaan yang Terbatas
Perpustakaan di Indonesia, terutama di sekolah-sekolah atau di daerah-daerah terpencil, seringkali kurang memadai. Koleksi buku yang terbatas, fasilitas yang kurang nyaman, serta kurangnya promosi penggunaan perpustakaan membuat minat membaca semakin rendah.

4. Budaya Literasi yang Lemah
Budaya membaca belum menjadi tradisi yang kuat dalam keluarga atau masyarakat. Banyak orang tua dan lingkungan sosial yang kurang memberikan dorongan kepada anak-anak atau generasi muda untuk membiasakan diri membaca sejak dini.

5. Dominasi Teknologi dan Konten Digital
Era digital membawa kemudahan akses informasi, namun juga memperkuat budaya konsumsi konten instan seperti video pendek, media sosial, dan aplikasi berbasis hiburan, yang menggeser kebiasaan membaca konten yang lebih mendalam seperti buku atau artikel ilmiah.

6. Kualitas Pendidikan yang Tidak Merata
Sistem pendidikan di beberapa daerah masih belum fokus pada pengembangan literasi yang kuat. Siswa lebih banyak diarahkan untuk menghafal pelajaran dibandingkan mengembangkan kemampuan analitis melalui kegiatan membaca dan berdiskusi.

7. Minimnya Program Literasi yang Efektif
Meskipun sudah ada berbagai program pemerintah dan organisasi untuk meningkatkan minat baca, implementasi di lapangan sering tidak optimal. Program literasi sering bersifat seremonial dan kurang berkelanjutan.

8. Tantangan Sosial-Ekonomi
Banyak keluarga di Indonesia masih berfokus pada kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal, sehingga membeli buku atau langganan media cetak tidak menjadi prioritas. Faktor ekonomi ini turut menghambat kebiasaan membaca di kalangan masyarakat.

Fakta-fakta ini menguatkan bahwa Indonesia berada dalam kondisi darurat membaca, dan diperlukan upaya kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk memperbaiki situasi ini, seperti dengan meningkatkan akses terhadap bahan bacaan, mempromosikan budaya literasi, serta memperbaiki kualitas pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun