Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Surat Kabar Pada Masa Penjajahan

20 Februari 2023   07:00 Diperbarui: 27 Februari 2023   16:46 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Kabar yang terbit pada masa pendudukan Jepang. Sumber gambar : Kemdikbud via Kompas.com

Di era pemerintahan Thomas Stanford Raffles, muncul surat kabar bernama Java Gouverment Gazeete dan berganti nama lagi menjadi Bataviasche Courant ketika terjadi peralihan kekuasaan dari Inggris ke Pemerintah Hindia-Belanda.

Bila diperiodesasikan, maka perkembangan surat kabar di Indonesia dapat dibagi ke dalam dua  babak..Babak pertama disebut dengan babak putih yang  ditandai dengan munculnya koran berbahasa Belanda.  

Babak kedua berlangsung mulai 1854 hingga Kebangkitan Nasional. Babak ini ditandai  dengan terbitnya UU Pers oleh Pemerintah Kolonial yang memberikan kelonggaran kepada masyarakat pribumi untuk melibatkan diri dalam kegiatan pers.

Beberapa surat kabar yang melibatkan pribumi antara lain, Soerat Chabar Betawie yang terbit pada tahun 1858,  Bromartani yang terbit di Solo tahun 1865, lalu Bintang Timoer di Padang (1865), serta Tjahaja Sijang di Minahasa (1868) . (Harsono, 2010: 64).

Sejak kemunculan Medan Prijaji sebagai koran pertama yang diasuh oleh masyarakat pribumi, surat kabar Indonesia telah mengambil peran baru dalam sejarah bangsa. Bukan hanya sebagai  sumber informasi, namun sebagai wadah untuk membangun opini rakyat. 

Apalagi saat itu Indonesia memasuki era pergerakan nasional.Pada masa ini , muncul golongan  terpelajar yang  semakin kritis terhadap Pemerintahan Hindia-Belanda. Mereka tidak hanya menjadikan organisasi bentukannya sebagai wadah perjuangan, tetapi juga melalui tulisan.

Sebut saja Indische Partij yang memiliki koran De Express. Ki Hadjar Dewantara, salah satu pendiri Indische partij, pernah mengkritisi rencana Pemerintah Hindia-Belanda yang akan memperingati 100 tahun kemerdekaannya dari Perancis.

Dalam hal ini surat kabar memiliki peranan penting sebagai media perjuangan. Kehadiran surat kabar saat itu dijadikan sebagai media untuk menanamkan rasa kebangsaan. Juga sebagai ajakan untuk bersatu menentang penjajahan.

Ketika Jepang berkuasa, mereka menertibkan surat kabar yang beredar untuk kepentingan propaganda. Mereka berkeinginan untuk menanamkan pola pikir pada masyarakat agar bersama-sama menciptakan suatu kondisi kemakmuran Asia Timur Raya.

Pada saat itu, muncul surat kabar Tjahaja dan Soeara Asia sebagai media propaganda Jepang. Namun, seiring berjalannya waktu, kehadiran koran-koran tersebut menjadi bumerang bagi Jepang. Kedua surat kabar itulah yang pertama kali memberitakan berita proklamasi.

Referensi : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun