Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu itu yang manfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama.( Ki Hadjar Dewantara)
Dulu sewaktu SMA, saya antipati sekali pada teman-teman saya yang nakal. Apalagi orang tua saya adalah tipikal orang tua pada umumnya yang selalu berkata,” Kamu jangan berteman dengan mereka. Nanti kamu seperti mereka!”
Saya ya nurut saja waktu itu. Seminimal mungkin saya berinteraksi dengan teman-teman saya yang bermasalah itu. Tetapi seiring bertambahnya waktu , pola pikir saya berubah.
Apalagi sejak saya menjadi guru yang harus berhadapan dengan anak-anak yang masih labil jiwanya dan sedang semangatnya menemukan hal-hal baru. Hal itulah yang mempengaruhi tingkah laku mereka.
Tak masalah sepanjang yang mereka lakukan adalah hal yang positif. Yang menjadi keresahan kemudian adalah ketika mereka melakukan hal-hal negatif. Tawuran pelajar, misalnya.
Di kota saya saja, para pelajar berseragam sekolah yang sedang lempar-lemparan batu nyaris menjadi pemandangan masyarakat sehari-hari.
Sepanjang 2022, anak-anak SMA itu memenuhi jalanan. Memegang celurit dan batu. Lempar sana. Lempar sini. Teriak-teriak nggak jelas. Sungguh mengganggu dan meresahkan warga sekitar. Bahkan aksi mereka sampai merenggut nyawa salah seorang pelajar dan itu terjadi di Hari Guru.
Kalau kondisinya seperti itu, terpaksalah mereka harus berhadapan dengan hukum. Tapi ya tetap saja. Rasanya tidak tega juga melihat mereka sampai harus mendapatkan sanksi pidana.
Biar bagaimana pun, anak-anak itu sedang mencari jati diri dan orang–orang dewasalah yang semestinya mengarahkan mereka ke arah yang baik.