Kisah Si Miskin dan Si Kaya bukan cerita baru. Kisah semacam itu sudah menahun dan  akut. Msyarakat kita, sedari dulu, memang sudah dibentuk  oleh sistem feodal. Feodalisme atau feodal, menurut KBBI, merupakan sistem sosial  dan  politik yang memberikan kekuasaan kepada golongan bangsawan.
Bisa juga diartikan sebagai sistem sosial yang mengagungkan jabatan dan pangkat. Dalam masyarakat feodal, kepintaran, kecerdasanserta kerja keras  tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan seberapa 'biru' darahmu, pangkatmu, dan jabatanmu.
Feodalisme pertama kali muncul  pada abad pertengahan di Eropa. Di Indonesia, kemunculannya sudah ada pada zaman Kerajaan Kuno. Seseoang yang kuat dan perkasa, akan dijadikan pemimpin karena telah berhasil memenangkan perang.
Selanjutnya orang itu memiliki pengikut lalu membuka lahan untuk mendirikan kerajaan. Orang itu lalu menjadi raja dan para pengikutnya tadi menjadi abdi. Para abdi harus tunduk pada titah raja karena titah raja berdasarkan wahyu Tuhan (Ong Hok Ham: 2018, hal 16).
Raja akan  menempati urutan pertama , bangsawan pada urutan keduanya , sementara rakyat jelata menempati urutan ketiga. Semakin dekat hubungan darah seorang bangsawan dengan raja yang sedang memerintah, semakin tinggi pulalah status sosialnya dalam masyarakat,
Bukan tidak mungkin raja akan memerintah sewenang-wenang. Meskipun begitu, para abdi dan rakyat jelata harus tunduk pada kata-kata raja apapun yang terjadi. Begitu seterusnya hingga turun-temurun .
Mochtar Lubis pernah berkata  bahwa salah satu ciri manusia Indonesia adalah sikap feodalismenya yang bahkan masih terbawa di era modern saat ini. Para petinggi selalu merasa ingin dihormati dan menuntut ketaatan mutlak dari bawahannya. Jabatan dan pangkat kebanyakan diisi oleh 'keluarga' dan 'teman' daripada orang yang memenuhi kualifikasi untuk jabatan itu.
Akibatnya muncul arogansi terutama dari pihak yang merasa dirinya penuh kuasa.  Beberapa waktu lalu, seperti yang diberitakan di berbagai media, seorang anggota DPRD memukul seorang wanita yang melarangnya untuk menerobos antrian di SPBU. Atau seorang wanita  yang tidak terima ditegur karena menyerempet pengguna sepeda motor lalu  mengaku istri jenderal.
***
Zaman semakin maju diikuti oleh perkembangan manusia yang semakin modern. Menurut saya, jika sebuah bangsa ingin maju, maka harus meninggalkan nilai-nilai lama yang sifatnya negatif.
Harapan saya, Indonesia di masa depan akan lebih memperlakukan manusia secara adil dan beradab sesuai dengan Pancasila sila kedua yang selalu kita ucapkan setiap upacara. Lagipula, bukankah semua manusia di mata Tuhan adalah sama?