Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Belajar Makna Hidup dari Buku The Midnight Library

30 Juni 2022   16:30 Diperbarui: 30 Juni 2022   16:33 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Intinya, Nora merasa dirinya adalah orang yang paling malang di dunia dan tidak pantas hidup di dunia ini. Tiga jam sebelum dia memutuskan bunuh diri, dia menelan dua pil antidepresan dan menegak sebotol anggur. Menit-menit terakhir sebelum tengah malam, kesadarannya mulai hilang. Dia pikir dia sudah mati, tetapi tidak. 

Dia malah masuk ke dalam Perpustakaan Tengah Malam dengan Mrs. Elm, wanita yang sudah dikenal Nora sejak masih sekolah, sebagai pustakawatinya. Mrs. Elm menjelaskan bahwa di dalam perpustakaan itu terdapat buku kehidupan dan buku penyesalan. Nora bisa memilih banyak buku kehidupan untuk mencoba kehidupan lain sampai dia menemukan kehidupan  yang diinginkannya. 

Setiap kehidupan mengandung berjuta-juta keputusan. Beberapa besar, beberapa kecil. Tetapi setiap kali sau keputusan menumbangkan keputusan lainnya, hasil akhirnya akan berbeda. Variasi-variasi yang tak bisa diubah terjadi, yang pada gilirannya mengarah pada variasi lain lagi. Buku-buku ini merupakan portal ke semua kehidupan yang mungkin saja kau jalani.(hal 48)

Kau memiliki kehidupan sebanyak kemungkinan yang kau miliki. Ada kehidupan tempat kau mengambil pilihan berbeda. Dan pilihan-pilihan itu mengarah pada hasil yang berbeda. Kalau kau melakukan satu hal secara berbeda, kau akan memperoleh cerita kehidupan yang berbeda.(hal 49). 

Aku terkesan dengan imajinasi penulis dalam menggambarkan Perpustakaan Tengah Malam. Rak-rak buku yang tipis dan tidak berujung, lurus, dan panjang menuju cakrawala. Buku-buku yang berwarna hijau dengan berbagai gradiasi warna dan ketebalan yang berbeda-beda dan ajaibnya, buku-buku itu seperti melayang-layang. Buku ini seperti mesin waktu, tempat kamu bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki atau mengubah penyesalanmu. 

Andaikan aku diberi kesempatan yang sama seperti Nora, maka aku memilih kehidupan yang sangat aku inginkan sejak dulu. Aku akan menekuni profesiku sebagai seorang novelis, punya banyak karya, punya rumah mungil dengan taman bunga yang luas.

Aku akan bangun di pagi hari, membuat sarapan, menikmati secangkir kopi sambil menyelesaikan tulisanku. Aku bahkan bisa merasakan hangatnya sinar matahari pagi yang menembus kaca jendela kamarku. Atau, aku akan memilih kehidupan ketika aku mendaftarkan diri untuk mengikuti SNMPTN. 

Aku pernah menyesal karena tidak memilih jurusan yang prospek kerjanya lebih menjanjkan. Maka, ketika kesempatan untuk membatalkan penyesalanku itu datang, aku akan memilih jurusan akuntansi sebagai pilihan pertama dan andaikan lulus, aku pasti akan bekerja di perusahaan besar dengan pendapatan tinggi dan karir yang menjanjikan.. Atau, coba saja aku mengikuti ujian CPNS bertahun-tahun lalu, maka sekarang aku pasti sudah menjadi seorang ASN yang hidupnya lebih terjamin seperti kata orang.

Jika diberi kesempatan lagi, aku akan memperbaiki kesalahan-kesalahanku di masa lalu dan hidup dengan lebih baik. Kamu pun seperti itu, bukan? Aku dan kamu sama. Kita sama-sama pernah atau sedang tidak puas dengan kehidupan yang sedang kita jalani.  

Nora Seed memang hanya tokoh rekaan Matt Haig, tetapi kehidupan yang dialami Nora sangat mewakili para insecure sepertiku.sehingga buku ini tampak seperti kisah nyata. Bukan hanya sekedar cerita rekaan. Nora adalah kita yang kehidupannya pasti pernah berada di dalam krisis. 

Melalui buku ini, penulis menyiratkan pesan yang menjadi pelajaran berharga bagi kita yang sedang menjalani hidup sangat berat. 

  • Pertama, kita tidak bisa memilih kehidupan. Kita hanya dapat menjalani kehidupan yang sudah ditakdirkan pada kita. Kalaupun ada ketidakbahagiaan di dalamnya, itu adalah semacam bumbu kehidupan. Nora telah menjadi semua orang dalam banyak kehidupan pilihannya. Tetap beberapa kehidupan membuatnya kecewa karena tidak sesuai dengan harapannya. 

  • Contohnya, saat dia memilih suatu kehidupan, yang  dia akhirnya menikah dengan Dan dan tinggal di sebuah desa cantik dan memiliki pub (hal 63). Dalam kehidupan itu, Dan adalah pria brengsek, sangat egois, pencemburu, dan tukang selingkuh. Ternyata jalan yang lurus tidak benar-benar lurus seperti kelihatannya.

  • Kedua, cintai takdirmu. Seperti kata Rando Kim dalam bukunya berjudul 'Amor Fati' bahwa rasa cinta terhadap takdir diri sendiri adalah energi yang bisa mengubah kesulitan menjadi semangat hidup. Hidup kita sangat berharga dan kitalah satu-satunya orang yang menjalani hidup itu.(Rando Kim, Amor Fati)

  • Ketiga, perlunya memperhatikan kesehatan mental. Sehat atau tidaknya mental seseorang, mempengaruhi caranya bertindak, berpikir, hingga berinteraksi dengan orang lain. Mental yang sehat akan memberimu pandangan positif. Kesehatan mental yang baik akan membuat seseorang berpikir dan bertindak secara baik pula. 

  • Keempat, bersyukurlah di dalam segala hal. Bersyukur membuat hidup yang sulit terasa lebih ringan.

Pada akhirnya, ketika Nora sudah menjalani banyak kehidupan, dia menyadari satu hal bahwa hidup adalah irama. Tidak ada kehidupan yang dimana kita bisa terus-menerus berbahagia. Mengkhayalkan kehidupan semacam itu hanya akan menimbulkan ketidakbahagiaan. Jadi, tetaplah kuat meskipun masalah datang menimpamu karena masalah menandakan bahwa kau hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun