Pengaruh media yang ditimbulkan oleh pesan media menghasilkan perubahan sikap atau penguatan terhadap keyakinan khalayak.
Â
Komunikasi massa merupakan pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (John R. Bitner), secara garis besar media massa sendiri meliputi 2 (dua) kelompok yakni, media elektronik seperti radio dan televisi dan media cetak surat kabar dan majalah.
Dalam hal ini mari kita bahas media massa yang paling populer di masyarakat yaitu tidak lain tidak bukan adalah Televisi (TV), televisi sendiri memiliki segudang acara dan tujuan, nah acara -- acara tersebut pun memiliki berbagai atau beragam pilihan mau pun berbagai genre dan berbagai kalangan dan kategori, generasi ke generasi. Pada dasarnya menurut pengertian di Wikipedia televisi bertujuan untuk menghibur, memberi pengetahuan, serta mendidik penonton. Adapun teori -- teori yang menghasil kan efek media salah satunya  Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory). Dan penulis mengamati salah satu program pendukung teori tersebut. Berikut analisisnya.
Contoh program TV yang saya amati saat ini adalah 86 di Net TV , 86 merupakan tayangan dimana kita bias menyaksikan bagaimana polisi melakukan penggerebekan secara langsung. Adapun sesekali di perlihatkan sisi lain kepribadian sang polisi tersebut. 86 memperlihatkan aksi-aksi kegiatan dari yang ringan, seperti mengatur lalu lintas dan memberi peraturan -- peraturannya, sampai kasus yang cukup berat seperti penggerebekan jaringan atau sindikat besar narkoba. Dengan saya menyaksikan 86 ternyata banyak sekali kejadian --kejadian di luar dugaan, banyak sekali pelanggar -- pelanggar yang malah lebih galak dari pada petugas kepolisian, nah dari sini kita melihat bahwa polisi dituntut harus sabar. Pun sebaliknya kita dapat melihat focus ke penyakit masyarakat yang bias dibilang kompleks. Dari penggerebekan suatu tempat di suatu kampung di Lampung yang malah dihalangi warga, lalu di Jakarta ada warga yang lawan arus tapi menggunakan berbagai alasan, pemakaian knalpot bising juga tak luput dari patrol Tim Tiger bentukan Polres Jakarta Utara. Pada hari berikutnya Tim Sancang Garut melakukan antisipasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (KAMTIBMAS) yang mendapati masyarakat pada malam hari mabuk -- mabukan dan sempat membuat keributan, lalu episode selanjutnya pun tidak kalah menarik Polantas daerah Ciracas yang dipimpin oleh Kepala Unit Lalu-lintas Polsek Ciracas Jakarta Timur, AKP Bapak Gede Oka  Sukamto, menertibkan  lalu lintas yang dimana disini kerap terjadi pelanggaran lalu lintas berupa masyarakat yang menerobos lampu merah, dan selain itu yang tidak memakai helm juga banyak bahkan di tempat yang sama pun sering terliha lawan arus, berari di wilayah ini sangat banyak ditemukan pelanggaran lebih dari dua kasus, maka dari itu sangat diperlukan penertiban atau penjagaan tetap pada wilayah ini, Polantas pun mendapati seorang bapak mengendarai motor tidak memakai helm, tidak membawa surat, dan lawan arus, disitu petugas Polisi wanita langsung memberhentikan Bapak tersebut,kerana melanggar,  petugas meminta pengendara menunjukkan surat-surat kendaraannya, lalu pengendara ini justru semakin emosi saat diberikan himbauan oleh petugas, saat dihimbau pengendara ini tidak mendengarkan saran dari petugas, namun para petugas pun memberi keringanan bahwa bapak tersebut tidak jadi ditilang, tapi pengendara tersebut tetap bersih keras  dan tidak terima jika dirinya diberikan tindakan tilang, namun pada akhirnya bapak tersebut dibebaskan dari tilang dan tetap melanjutkan perjalanan, selanjutnya saat melakukan penertiban, ada salah satu kendaraan salah jalan, yang dalam keadaan darurat membawa penumpang sakit tapi posisi mobil sudah terlanjut di depan pintu Tol, kendaraan tersebut mencoba mundur untuk putar balik. Disini Petugas sambil mengingatkan tidak boleh terulang lagi namun berusaha membantu kendaraan tersebut untuk keluar dari pintu Tol tersebut, pada akhirnya pengendara tersebut pun dibebaskan dari beban tilang. Dan selanjutnya kita tahu bahwa para petugas kepolisian pun juga manusia yang mana pada saat ada pelanggaran ada di depan mata pun dengan segala argument dari si pelanggar para petugas masih mendengarkan apa yang dikeluhkan pelanggar, yang berbuntut pada di bebaskan dari tilang, petugas disini pun tidak lupa berusaha melakukan pendekatan humanis pada masyarakat.
Pada seluruh contoh analisis diatas mengindikasikan bahwa pola-pola diatas merujuk pada Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) yang mana teori ini menjelaskan bahwa bagaimana kita bersosial, individu satu meniru individu lainnya, Belajar sosial (juga dikenal sebagai belajar observasional atau belajar vicarious atau belajar dari model) adalah proses belajar yang muncul sebagai fungsi dari pengamatan, penguasaan dan, dalam kasus proses belajar imitasi, peniruan perilaku orang lain. Jenis belajar ini banyak diasosiasikan dengan penelitian Albert Bandura, (Artikel Robby Maulana tentang Teori Alber Bandura).
Pada tayangan tersebut menjelaskan atau mengajarkan bahwa tiap individu dapat meniru apa yang di himbau dari petugas, dan sebaliknya individu juga dapat meniru hal buruk berupa melanggar berbagai peraturan lalu lintas. Dan memiliki pengaruh yang diharapkan dapat mengingatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa perlunya pengetahuan tentang berlalu lintas yang baik dan benar, dan dapat ditiru oleh masyarakat yang menonton program tersebut. dan harapannya semoga dengan adanya acara ini dapat mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat.
Dan Teori ini didasarkan pada fakta bahwa pengetahuan manusia didapat dari manusia lain. Dengan kata lain, apa yang kita tahu didasarkan oleh penjelasan yang diberikan orang lain pada kita. (Artikel Robby Maulana tentang Teori Alber Bandura).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H