Mereka duduk berdua, berhadap hadapan. Ada kejengahan terasa yang coba ditepis sedemikian.
"Kamu baik baik saja?" Prayoga membuka pembicaraan setelah sekian lama diam.
"Waktu berjalan sangat lambat ya, Yo." Kata Butet berat sambil menghela nafas.
Prayoga mengangguk pelan. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" lanjutnya.
"Sekarang kita disini, merayakan ulang tahun kita berdua. Ya..ga ada lilin sih, ga ada kue Ultah juga" sambung Prayoga sambil tersenyum kecil dan terlihat gadis itupun ikut tersenyum kecil.
"Tet, dengarkan aku..aku mau bicara serius" Butet melihat ke sosok di depannya. Prayoga menarik nafas.
"Apapun yang terjadi dibelakang, jangan selalu melihat kesana. Tidak ada orang yang tidak bersalah. Semua manusia berdosa. Allah menerima orang berdosa, berarti kita juga harus punya sikap itu"
"Aku sudah menerima kesalahanku, aku ga mau ingat ingat lagi"
"Aku juga punya andil disitu, Yo. Itu kesalahan kita berdua. Banyak yang di luar kendali kita dan tidak bisa di ubah"
Prayoga mengangguk setuju.
"Eh, Yo..kamu koq spiritual banget sekarang " Butet kembali tersenyum tipis..