Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wahai Para Istri, Mari Berdansa dengan Allah

17 Januari 2018   13:39 Diperbarui: 17 Januari 2018   13:55 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimana wanita dalam kedua jenis rasa dalam hubungan ini?, umumnya bukan di lapis pertama tapi di lapis kedua. Romance relationship yang diinginkan oleh wanita. Ingin dikasihi, diperlakukan dengan hormat, dicari atau dirindukan oleh seseorang, bahkan romance  itu seolah sudah cukup tanpa dan sering mereka mengabaikan sexual relationship.

b. Lalu..rasa ini membawa kita kemana?

Henry Nowen, dalam pergulatan batinnya tentang sebuah intimacy menulis untuk dirinya sendiri "What is your pain? It is the experience of not receiving what you must need!"

Dimana 'pain" itu? Ketika sang Wanita tidak menemukan rasa itu terpenuhi dari pasangan sah-nya. Romance relationship itu sunyi rasanya. Mungkin pernah ada luka karena tindakan buruk pasangan yang tidak bisa dilupakan.

Ada luka karena diabaikan. Tidak lagi di nomor satukan. Rasa sedih yang menumpuk karena pasangan lebih enjoy ketika bersama orang lain. Pekerjaan pasangan menjadi istri pertama..dan panjang daftar yang bisa disusun. Tapi kemudian dikatakan oleh buku ini demikian "Being able to stay with our pain, our emptiness, our longing is the key to finding the presence of God"..tetaplah dalam "pain" itu, bertahan lah disana.

Pernahkah pembaca merenungkan kata kata ini?. Diantara rasa sakit, rasa rindu, rasa kosong  atau apapun nama rasa itu,adalah rasa yang perih, rasa yang pedih..itulah Pain yang dimaksud tapi bertahanlah disana, tidak perlu buru buru diisi dengan hadirnya seseorang lain mengisinya, atau segera dengan kalap diisi dengan chat dengan orang lain atau dengan gelisah segera mencari teman untuk mencurahkan hati.

Tapi buku ini mengatakan rasa ini adalah sinyal bahwa kehadiran Allah lah yang sedang dicari oleh hati yang sunyi itu..karena bisa jadi  kehadiran seseorang yang lain justru jadi pemicu masalah yang baru tapi kehadiran Allah tidak pernah salah.

Kutipannya:  "If we can only stay with the longing and the pain of it, we will find our way to God.."

Desember kemaren kami merayakan 10'th anniversary pernikahan kami. Saya merenungkan dalam 10 tahun pernikahan ini apa yang sudah kami capai, banyak sekali perjalanan yang terasa berbatu batu dan penuh pasir tajam..saat saat yang membuat hampir menyerah, namun banyak dan teramat banyak langit biru cerah dan pelangi warna warni..saat saat dimana mata blink blink bahagia, contoh unik yang tidak terlupakan bersama suami ketika kami menyelesaikan study s2 kami berdua dari kampus yang sebelumnya tidak berani kami impikan, terjadi di tahun kemaren tepat di tahun kesepuluh pernikahan kami.

 Saat ini saya merenungkan : Apa yang akan terjadi 10 tahun kedepan? Saat saya akan merayakan 20'th anniversary pernikahan kami? Saya tidak berani prediksi apa apa, tapi kalau saya tidak siap bertahan dalam kepahitan, kesunyian, kesedihan, saat pasir tajam dan jurang terjal menghadang..kalau saya buru buru mengisinya dengan hal lain yang saya rasa cocok, maka saya bisa pastikan mungkin tidak akan ada anniversary yang ke 20 lagi..mungkin pupus sudah, tidak ada yang akan dirayakan.

Mari para istri, stay longer in your pain..enjoy the journey. Jangan buru buru mengisi rasa pahit dan pedih itu dengan orang lain, yang bukan pasanganmu yang sesungguhnya. Buku ini sedang mengatakan mungkin bukan itu yang sedang engkau cari, biarlah rasa pahit dan pedih itu membawa mu kepada Allah. Jiwamu sebenarnya sedang merindukan kehadiran Allah secara nyata dan bila engkau bertahan maka Dia akan membawamu berdansa, melewati masa masa pahit itu. Hmm, yess, para istri yang terkasih..instead of  "good friend" let's dance with God...step out and dance with your Creator..tarianmu tidak akan pernah salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun