Mohon tunggu...
Friska Indah Mauludiba
Friska Indah Mauludiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Every strike brings me closer to the next home run.

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Dibalik Orang yang Terbata-bata dalam Bercerita

5 Juli 2024   19:00 Diperbarui: 5 Juli 2024   19:15 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai semua, pernahkah kamu merasa sulit untuk mengungkapkan pikiranmu dengan lancar ketika sedang bercerita? Apakah ada momen di mana kata-kata terasa tersangkut di lidah, dan ceritamu jadi terputus-putus? 

Fenomena ini seringkali membuat kita merasa tidak nyaman, namun sebenarnya, ada alasan ilmiah dan psikologis di baliknya. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai fenomena terbata-bata saat bercerita.

Apa yang Menyebabkan Terbata-bata?

Ketidakmampuan untuk mengungkapkan diri secara lancar seringkali disebabkan oleh berbagai faktor psikologis. 

Salah satunya adalah kecemasan sosial, di mana kita merasa tekanan untuk tampil baik di depan orang lain atau mungkin merasa tidak percaya diri dengan kemampuan berbicara kita. 

Ketegangan dan stres juga dapat mempengaruhi kemampuan otak kita untuk mengatur kata-kata dengan baik, sehingga cerita kita jadi terpotong-potong.

Selain itu, terbata-bata juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengalaman dalam berbicara di depan umum atau dalam situasi yang memerlukan penjelasan panjang lebar. 

Ketika seseorang tidak terbiasa atau belum terlatih untuk mengatur dan menyampaikan ide-ide secara sistematis, mereka cenderung mengalami kesulitan dalam menjaga alur cerita yang konsisten dan mudah diikuti.

Dampak Terbata-bata dalam Komunikasi

Terbata-bata dalam bercerita tidak hanya memengaruhi si pembicara, tetapi juga pendengar dan atmosfer secara keseluruhan. 

Bagi pendengar, mendengarkan cerita yang terputus-putus bisa membuat mereka merasa kesulitan untuk memahami pesan utama atau inti dari cerita tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun