Mohon tunggu...
Friska Indah Mauludiba
Friska Indah Mauludiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Every strike brings me closer to the next home run.

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Narsisme Semakin Marak di Kalangan Generasi Muda?

25 Mei 2024   15:38 Diperbarui: 25 Mei 2024   15:49 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Narsisisme adalah sebuah fenomena psikologis yang semakin banyak mendapat perhatian dalam masyarakat modern. Seseorang yang narsis sering kali terlihat sangat mencintai dirinya sendiri, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan merasa bahwa dirinya lebih unggul daripada orang lain. Namun, apa sebenarnya yang mendorong seseorang menjadi narsis? Artikel ini akan mengeksplorasi faktor-faktor psikologis, sosial, dan biologis yang berkontribusi pada perkembangan narsisisme.

Ciri-Ciri Narsisisme

Sebelum memahami faktor-faktor yang mendorong narsisisme, penting untuk mengetahui bagaimana ciri-cirinya. Narsisisme adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan:

  • Rasa kebesaran diri yang berlebihan
  • Kebutuhan yang mendalam akan kekaguman dan pujian
  • Kurangnya empati terhadap orang lain
  • Fantasi kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan, atau cinta ideal yang tidak realistis
  • Keyakinan bahwa dirinya unik dan hanya bisa dipahami oleh orang-orang istimewa atau berstatus tinggi

Faktor Psikologis

1. Pengalaman Masa Kecil

Salah satu faktor psikologis utama yang mendorong perkembangan narsisisme adalah pengalaman masa kecil. Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang sangat memanjakan atau, sebaliknya, mengabaikan kebutuhan emosional mereka cenderung mengembangkan ciri-ciri narsistik.

  • Pemanjaan berlebihan: Orang tua yang terlalu memuji dan tidak memberikan batasan yang jelas bisa membuat anak merasa lebih unggul dari orang lain.
  • Pengabaian emosional: Sebaliknya, anak yang merasa diabaikan mungkin mengembangkan narsisisme sebagai mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari rasa rendah diri dan tidak diinginkan.

2. Gangguan Kepribadian

Narsisisme sering kali dikaitkan dengan gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder atau NPD). Gangguan ini bisa menjadi hasil dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan, termasuk dinamika keluarga yang tidak sehat.

Faktor Sosial

1. Budaya dan Media Sosial

Kita hidup di era di mana budaya dan media sosial memainkan peran besar dalam membentuk kepribadian. Budaya yang menekankan pentingnya penampilan, kesuksesan, dan ketenaran bisa mendorong individu untuk mengembangkan perilaku narsistik.

  • Media Sosial: Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok sering kali mendorong individu untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka sendiri. Pencarian "likes" dan pengikut dapat memperkuat sifat narsistik, karena individu terus-menerus mencari validasi eksternal.
  • Budaya Konsumerisme: Masyarakat modern sering kali mengukur nilai seseorang berdasarkan pencapaian materi dan status sosial. Ini bisa mendorong individu untuk menjadi lebih narsistik dalam usaha untuk mencapai dan mempertahankan status tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun