Mohon tunggu...
Friska Tau
Friska Tau Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar di pelosok Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Saya yang Mengajar di Pelosok Negeri

13 Februari 2020   11:27 Diperbarui: 13 Februari 2020   16:13 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekstra sanggar | dokpri

Perkenalkan, saya Friska (23). Saya adalah guru yang mengabdi di sebuah sekolah terpencil yang terletak di Desa Wae Wako, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat.

Meskipun banyak rintangan yang saya lalui, tetapi saya memaknai semua hal sebagai sebuah kekonkretan cinta (memberi dari kekurangan) sehingga apapun yang terjadi warnai dengan cinta.

Desa Wae Wako terletak di kecamatan Lembor. Desa tersebut kurang lebih dapat ditempuh dengan kisaran waktu empat jam dari kota Labuan bajo, ibu kota kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. 

Untuk sampai pada desa tersebut tidaklah mudah, melainkan harus melewati jalan yang sangat rumit, dengan kondisi jalanan yang kurang memadai.

Dengan kondisi tersebut, tentunya keadaan pendidikan di desa Wae Wako sangat memprihatinkan, terutama dari segi sarana dan prasarana. 

Pada awal tahun 2019 kemarin, saya mengabdikan dirinya dan membagi ilmunya untuk mengajar di SMP Negeri 4 Lembor di kecamatan Lembor.

Sekolah tersebut dikatergorikan sekolah SM-3T. Untuk bisa sampai di sekolah, saya harus berjalan kaki dan menyebrangi sungai kecil, karena akses jalan di desa itu masih sangat terbatas.

"Masih jauh dari yang diharapkan, ke sekolah menyebrangi jembatan, dan kali besar". 

Hal tersebut tentu tidak menjadi halangan bagi saya untuk tetap berjuang. Kondisi pendidikan
Di desa Wae Wako begitu banyak kisah-kisah klasik yang saya temui.

Kisah-kisah yang tentunya sangat berbeda dengan yang saya temui di sekolah-sekolah di kota-kota besar. Dari segi kekreatifan untuk meningkatkan potensi siswa masih sangat minim.

Begitu juga dengan metode-metode belajar yang masih kurang, sarana, ketersedian buku, kegiatan-kegiatan siswa yang mendukung potensi siswa itu sendiri.

Saya sendiri merasa bahwa para siswa memiliki potensi yang lebih dalam belajar, kekreatifan, dan nilai kecerdasan pun mereka mungkin saja bisa melebihi anak-anak yang sekolah di tempat yang lebih baik.

Hanya saja, keadaanlah yang membuat itu semua tak bisa tersalurkan dengan baik. Terlebih khusus dalam sarana dan prasarana untuk belajar.

Inovasi

Melihat keadaan pendidikan di yang masih sangat memprihatinkan ini, saya menggunakan kesempatannya berada di sekolah tersebut untuk membawa perubahan dan membangkitkan inovasi baru untuk belajar.

Saya juga ingin mendedikasikan diri secara total pada kondisi pendidikan di desa Wae Wako. Saya memberikan dan membangkitkan banyak inovasi di sekolah dengan didukung oleh partisipasi dari berbagai kalangan. 

Saya berusaha dengan kemampuan yang saya miliki untuk bereksplorasi, dengan semangat, tekad dan keuletan. Saya juga membuka sebuah tempat yang bisa membantu siswa untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan, yaitu Pojok baca. 

Pojok baca ini merupakan sebuah tempat untuk membaca, dan menemukan banyak buku.

Di sana saya menyediakan berbagai macam buku pelajaran maupun buku-buku yang menunjang kemampuan akademik juga kekreatifan siswa, dengan begitu para siswa bisa memiliki banyak waktu untuk membaca dan mendapatkan banyak pengetahuan. 

Selain Pojok baca, saya juga ingin membangkitkan semangatnya siswanya dengan mengadakan pohon literasi. 

Kegiatan ini dilakukan untuk melaksanakan kegiatan literasi dan berdiskusi bersama para siswa terkait semua hal yang tentunya tidak lari jauh dengan dunia pendidikan.

Kegiatan literasi ini kami adakan setiap akhir pekan, yaitu pada hari Jumat dan Sabtu.

Saya dengan kemampuan bereksplorasi telah mengadakan kegiatan ini bertujuan merangkul dan mengasah kemampuan para siswa untuk mengemukakan pendapat.

Rangkulan kasih inilah yang tentu berpengaruh baik pada mental siswa untuk lebih aktif, percaya diri, dan terus berkembang. 

Kegiatan-kegiatan lain yang ia adakan di sekolah tersebut dalam membangkikan kreatifitas siswa, yaitu dengan membuka ekstra Sanggar, Pramuka, PBB, dan menulis di majalah dinding, yang sebelumnya belum ada di sekolah tersebut.

Ekstra sanggar | dokpri
Ekstra sanggar | dokpri
Menulis di majalah dinding merupakan sarana emas bagi Friska untuk mengemban dan menunjukan ide-ide siswa lewat tulisan maupun kreatifitas mereka.

Perubahan-perubahan yang saya bawakan di SMP Negeri 4 Lembor, merupakan mimpi yang besar yang sudah terwujud bagi saya.

"Saya ingin sekali berinovasi dan berbuat sesuatu yang setidaknya bermanfaat untuk sekolah saya, intinya saya berdedikasi penuh".

Dengan perjuangan yang besar, melalui kemampuan, tekad dan keuletan yang dimiliki, saya setidaknya sedini membawa perubahan untuk sekolah yempat saya mengajar.

Sebagai guru, saya ingin menjadi terang layaknya pelita bagi pendidikan di SMP Negeri 4 Lembor.

Salam saya dari pelosok Nusantara! Berkah dalem..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun