Mohon tunggu...
Friska Gori
Friska Gori Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik

Mahasiswa Ilmu Politik dengan ketertarikan mendalam terhadap pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Subianto, dari Jejak Militer ke Kepemimpinan Nasional

6 November 2024   15:06 Diperbarui: 6 November 2024   15:27 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prabowo Subianto, yang kini resmi menjabat sebagai Presiden Indonesia, telah menempuh perjalanan panjang dan penuh dinamika dalam dunia politik. Sebagai seorang mantan militer, latar belakangnya memberi warna tersendiri dalam gaya kepemimpinannya, yang membawa harapan sekaligus tantangan besar bagi bangsa ini. Di tengah perkembangan geopolitik yang semakin kompleks, satu pertanyaan besar muncul: bagaimana kepemimpinan Prabowo akan membentuk arah Indonesia ke depan?

Reputasinya sebagai sosok yang tegas, disiplin, dan berprinsip kuat, terutama dalam pengambilan keputusan, menimbulkan spekulasi mengenai apakah ia akan menerapkan pendekatan militeristik atau menampilkan gaya kepemimpinan yang lebih adaptif dan demokratis. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana jejak militer Prabowo memengaruhi kebijakan pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinannya.

Prabowo, presiden yang baru menjabat, saat ini masih berada dalam tahap awal menjalankan pemerintahan. Meskipun demikian, langkah-langkah awalnya, seperti pelaksanaan retreat kabinet Merah Putih di Magelang, menunjukkan keinginannya untuk mengkonsolidasikan kekuatan dan membangun sinergi dengan kabinetnya. Retreat ini mencerminkan upaya untuk menciptakan kesatuan visi dan misi dalam pemerintahan, suatu pendekatan yang berakar dari disiplin militer yang telah menjadi bagian dari identitasnya.

Sebagai pemimpin dengan latar belakang militer, Prabowo sering kali diidentikkan dengan pendekatan tegas dalam pengambilan keputusan. Namun, dalam beberapa kesempatan, ia secara eksplisit menegaskan bahwa tujuan utamanya bukan untuk menciptakan pemerintahan yang militeristik. Pada saat retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer, Magelang, sebuah pernyataan yang menarik adalah saat Prabowo menyampaikan kepada para anggota kabinetnya, "Saya bukan bermaksud membuat Anda militeristik!" (CNBC Indonesia, 2024).

 Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ia memiliki jiwa disiplin dan semangat kepemimpinan yang tinggi, Prabowo berusaha meredam kekhawatiran bahwa gaya militernya akan mendominasi kabinet atau membentuk pola kepemimpinan yang otoriter.

Dalam konteks pemerintahan Indonesia saat ini, di mana Presiden Prabowo Subianto menerapkan pendekatan "military way" dalam pembekalan kabinetnya, perlu dilakukan kajian lebih dalam bagaimana metode ini berpengaruh terhadap struktur kekuasaan dan interaksi antara negara dan masyarakat. Retreat Kabinet Merah Putih yang diadakan di Akademi Militer Magelang bukan hanya sekadar latihan militer, tetapi juga mencerminkan cara baru dalam membangun kedisiplinan dan kesetiaan di kalangan pejabat publik. Prabowo menyatakan bahwa "the military way" bertujuan untuk menyelaraskan kedisiplinan dan kesetiaan pada bangsa dan negara.

Dalam tradisi pemikiran sosiologi politik, terutama dalam perspektif Max Weber (Rahmalina, 2023) tentang kepemimpinan karismatik dalam demokrasi, sebagai seorang pemimpin dengan latar belakang militer dan memiliki pengaruh besar, Prabowo bisa dianggap sebagai pemimpin karismatik yang mampu memobilisasi dukungan dan mendapatkan legitimasi dari rakyat melalui pemilu. Sebagai pemimpin karismatik, ia dapat mempengaruhi kebijakan dan mengarahkan birokrasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menciptakan hubungan yang kuat antara pemerintah dan rakyat.

Gaya kepemimpinan tegas dan cepat yang kerap terkait dengan latar belakang militer dapat menjadi keuntungan tersendiri, terutama dalam menghadapi tantangan yang membutuhkan respons cepat. Di tengah kompleksitas masalah seperti ketahanan pangan, pertahanan nasional, dan pengembangan ekonomi, karakteristik ini bisa menjadi solusi yang diinginkan. Dalam situasi di mana negara membutuhkan stabilitas dan kejelasan arah kebijakan, gaya kepemimpinan Prabowo yang mengutamakan ketertiban dan efisiensi bisa membantu Indonesia mencapai target pembangunan dengan lebih cepat.

Berdasarkan pandangan Weber (Bagpem Banjarmasin, 2017), negara memiliki kekuasaan yang independen, terpisah dari kepentingan ekonomi kelas tertentu. Prabowo, yang berasal dari latar belakang militer, berupaya menunjukkan bahwa meskipun ia memimpin dengan sikap tegas dan disiplin, tujuan utamanya adalah memperkuat kekuasaan negara, bukan menggunakan pendekatan militeristik. 

Dalam hal ini, gaya kepemimpinan Prabowo dapat dipandang sebagai usaha untuk memperkuat posisi negara sebagai entitas yang memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan dan mengatur kebijakan.

             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun