Mohon tunggu...
Friska Carisha Naomi Lubis
Friska Carisha Naomi Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Airlangga

INFJ-T

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Viral Trend Pink Tote Lid Moments, Inner Child Terluka

5 Januari 2025   23:27 Diperbarui: 5 Januari 2025   23:27 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by WordPress.com

Apa itu Pink Tote Lid Moments?
Beberapa waktu lalu, sebuah video di TikTok yang memperlihatkan perdebatan antara seorang anak dan ibunya mengenai tutup penyimpanan yang berwarna pink menjadi viral. Video tersebut menarik perhatian banyak orang dan menjadi tren karena dianggap sebagai representasi dari inner child yang terluka akibat trauma masa kecil. Tren ini semakin populer dengan lagu What Was I Made For milik Billie Eilish yang menjadi latar belakang video tersebut.

Salah satu unggahan menceritakan bagaimana trauma masa kecil mempengaruhi dan membentuk kepribadian seseorang hingga saat ini. Seorang pengguna berbagi cerita bahwa ketika masih di taman kanak-kanak, ia dihukum dengan sadis oleh ibunya karena nilai yang tidak sempurna, meskipun ia sudah berusaha yang terbaik. Pengalaman ini menjadi trauma tersendiri baginya, yang kemudian menjadikannya seorang academic achiever yang tidak pernah puas dengan pencapaiannya.

Penyebab Tren Ini Viral
Pemicu tren ini viral adalah karena trauma masa kecil yang ternyata masih banyak dimiliki oleh orang-orang. Dari sisi psikologi, pola asuh yang tidak tepat pada masa kecil dapat menyebabkan trauma yang berdampak jangka panjang. Hal ini terjadi karena perkembangan otak anak yang masih belum matang, serta keterbatasan pemahaman anak-anak mengenai apa yang terjadi dan bagaimana cara menyikapinya pada usia tersebut. Akibatnya, kejadian-kejadian yang membekas secara emosional ini dapat menimbulkan trauma yang terbawa hingga dewasa.

Sifat Masyarakat Terhadap Tren Ini
Banyak orang yang ternyata memiliki childhood trauma, yang terbukti dari maraknya unggahan di TikTok yang meramaikan tren Pink Tote Lid Moments. Hal ini menunjukkan bahwa trauma masa kecil sangat mempengaruhi banyak orang, dan penting untuk mengatasi serta menyembuhkan trauma tersebut agar tidak menjadi lingkaran setan hingga generasi berikutnya.

Perspektif Psikologi Menyikapi Hal Ini
Dalam menyikapi hal ini, ada beberapa langkah yang perlu diambil agar trauma masa kecil dapat disembuhkan dan tidak berlanjut ke generasi berikutnya:

1. Sembuh dari Trauma dengan Bantuan Tenaga Profesional
Trauma dapat sembuh dengan berkonsultasi pada tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Tenaga profesional lebih tahu dan terlatih dalam menangani masalah ini serta dapat memberikan pengobatan yang sesuai, baik melalui psikoterapi maupun obat-obatan.

2. Mempelajari Parenting yang Baik
Belajar pola asuh yang baik sangat penting agar generasi mendatang tidak terjebak dalam trauma yang dialami orang tua. Prinsip hurt people hurt people (orang yang terluka akan melukai orang lain) mengingatkan kita bahwa trauma masa kecil harus disembuhkan agar tidak menciptakan trauma baru bagi anak-anak.

3. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung dan Aman
Lingkungan yang mendukung dan aman sangat diperlukan untuk membantu perkembangan emosional anak. Lingkungan yang positif dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan psikologis anak, membantunya mengatasi rasa takut atau trauma masa lalu, serta mendorong perkembangan yang sehat secara emosional.

Friska Carisha Naomi Lubis, 

Mahasiswi Psikologi Universitas Airlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun