Mohon tunggu...
FRISHCA AGUSTIN CLARISSA
FRISHCA AGUSTIN CLARISSA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Aktif Kuliah dan Aktif Organisasi, siapa takut ?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Laporan Observasi Palnetarium Uin Walisongo Semarang oleh Mahasiswa Program Studi Matematika 2023

15 Juni 2023   10:54 Diperbarui: 15 Juni 2023   11:09 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Planetarium UIN Walisongo Semarang berada di Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota
Semarang, Jawa Tengah merupakan salah satu planetarium universitas terbesar di Asia Tenggara
dengan peringkat ke- tiga di dunia. Dengan diameter kubah mencapai 18 m. Planetarium ini juga
dilengkapi dengan teknologi digital terbaik dengan kualitas 4K dan screen dome menggunakan
teknologi nanosame.

     Gedung Planetarium UIN Walisongo Semarang memiliki empat lantai, lantai satu merupakan
tempat transit pengunjung, pusat informasi, dan ruang registrasi. Lantai dua dan tiga terdapat ruang
teater dan ruang show planetarium, disini kita dapat melihat susunan tata surya dan objek langit
lainnya yang di pantulkan oleh proyektor ke layar berbentuk kubah. Beberapa tayangan edukasi
mengenai fenomena ruang angkasa bisa dinikmati dengan gambar yang sangat tajam dan dengan
mata telanjang. Diameter kubah yang besar mampu menampung 190 penonton di dalam ruangan
tersebut, dengan kursi melingkar menghadap layar kubah ke atas. Tayangan yang ditampilkan
menjelaskan secara detail benda-benda langit seperti bentuk, jarak, dan diameter dari matahari,
planet, bintang, serta benda angkasa lainnya. Lantai empat terdapat area observatorium yang
biasanya digunakan untuk melihat rikyatul hilal atau melihat objek langit menggunakan inovasi
teknologi yang tersedia di area tersebut, salah satunya teleskop. Terdapat dua jenis teleskop yang
tersedia di observatorium tersebut yaitu teleskop refraktor dan teleskop reflektor. Dari kedua
teleskop tersebut kita dapat melihat bitnik hitam pada matahari. Adapun bintik hitam yang terlihat
dari teleskop dapat pula disebut sunspot. Sunspot merupakan daerah yang memiliki suhu lebih
dingin dari daerah lain, jumlahnya dapat berubah dalam kurun waktu yang berbeda. Sunspot itulah
yang dapat dijadikan indikator untuk mengetahui lama waktu revolusi bumi terhadap matahari.
Planetarium UIN Walisongo Semarang merupakan objek wisata pendidikan yang
menawarkan pengalaman memukau bagi pengunjung untuk belajar mengenai tata surya sembari
melihat keindahan alam semesta yang tidak dapat kita lihat dari jarak jauh menggunakan mata
telanjang. Banyak sekali tanda kebesaran Allah SWT yang dapat kita syukuri melalui inovasi
teknologi di planetarium UIN Walisongo Semarang ini. Pada area observatorium kita dapat melihat
objek langit menggunakan teleskop, kemudian terdapat area show planetarium yang menyajikan
fenomena-fenomena alam dalam bentuk animasi misalnya terjadinya gerhana. Beberapa rasi
bintang yang terbentuk di langit juga ditampilkan untuk menambah wawasan pengunjung. Semua
itu di sajikan dalam berbagai ide sehingga dapat dinikmati oleh segala usia. Planetarium ini juga
sering dimanfaatkan bagi mahasiswa dalam menunjang pembelajaran terutama program studi ilmu
falak.
     Dari hasil observasi, adapun manfaat yang diperoleh bagi mahasiswa prodi matematika
melalui keberadaan planetarium tersebut yaitu untuk mengembangkan riset dan pengetahuan terkait
objek langit dalam ilmu matematika. Karena dengan matematika benda langit dapat digambarkan
bentuknya, berat, ukuran, dan jarak antar planet dengan matahari. Selain itu dengan ilmu
matematika juga dapat memperhitungkan suatu prediksi terjadinya fenomena langit misalnya
gerhana matahari maupun gerhana bulan. Sehingga diperlukan suatu kebijakan yang mampu
mengatur pemanfaatan alat dengan maksimal bagi mahasiswa dari seluruh prodi di UIN Walisongo
Semarang, khususnya prodi matematika. Hal itu sejalan dengan visi UIN Walisongo Semarang yaitu
"Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis pada Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan
dan Peradaban pada Tahun 2038".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun