Pekerja keras yang mengalami nasib kurang beruntung mungkin pantas disematkan pada sosok Jero Wacik, mantan menteri BUDPAR dan ESDM di Era pemerintahan SBY. Sempat memimpin dua kementerian dengan berbagai prestasi akhirnya harus mendekam di Rutan Cipinang karena tersandung korupsi penyalahgunaan DOM (Dana Operasonal Menteri) di dua kementerian yaitu MenBudPar (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata) dan Kementerian ESDM (Energi dan Sumber daya Mineral).
Sebagai Menteri yang dipilih presiden SBY untuk mempimpin 2 kementerian tentu bukanlah orang sembarangan. Jero Wacik adalah salah satu Menteri terpilih dari sekian banyak Menteri Di Kabinet Indonesia Bersatu jilid 1 dan 2 yang memiliki kemampuan dan meraih sejumlah prestasi kerja di bidangnya, baik di kementerian pariwisata maupun ESDM.
Hasil kerja keras dan prestasi Kementerian Pariwisata jaman Jero Wacik dapat dibuktikan dengan sejumlah karya budaya bangsa Indonesia yang berhasil diperjuangkan dan diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO antara lain PENGUKUHAN KERIS INDONESIA sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia. "Dunia telah mengakui keberadaan keris Indonesia, sekaligus mendapat penghargaan dunia sejak 25 November 2005," kata pendiri sekaligus Direktur Museum Neka Ubud, Pande Wayan Suteja Neka. Selain Keris, Satu warisan budaya yang berhasil diperjuangkan sebagai warisan budaya dunia adalah wayang tahun 2008 lalu.
Demikian pula dengan kerja Kementerian Pariwisata Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas batik sebagai warisan budaya asli Indonesia tidak sia-sia. Pengakuan batik sebagai budaya dunia dinyatakan dalam sertifikat Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage per 30 September 2009. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu budaya warisan dunia ASLI INDONESIA tahun 2009 di Paris, Perancis
Belum lagi perjuangan mempertahankan warisan budaya sebagai milik Indonesia, seperti syair lagu Rasa Sayange terbukti adalah milik bangsa Indonesia setelah Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia Rais Yatim telah bertemu dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Reog Ponorogo yang diklaim milik Malaysia, Pemerintah Malaysia akhirnya MENGAKUI BAHWA REOG PONOROGO ADALAH MILIK INDONESIA, meski kebudayaan tersebut telah disebarkan di Johor dan Selangor oleh masyarakat Ponorogo.
Di Jaman Jero Wacik pula terjadi kasus penayangan iklan pariwisata di Discovery Channel ASIA YANG MENYIRATKAN SEOLAH-OLAH Tari Pendet milik Malaysia yang membuat masyarakat Bali marah. Dalam sebuah kesempatan Discovery Channel Singapore akhirnya meminta maaf atas kelalaian menayangkan iklan pariwisata Malaysia tersebut. Tuduhan Malaysia telah mengklaim tari Pendet Bali itu tidak benar dan DC Asia Inc pun sudah mengakui bahwa kesalahan ada di staf bagian promosi mereka. Discovery Channel Singapore menyatakan tari Pendet itu milik Malaysia juga tidak benar, yang benar tari Pendet itu memang milik Indonesia dan Bali.
Prestasi lain adalah mendatangkan turis mancanegara sehingga Pariwisata adalah penghasil devisa terbesar setelah penerimaan Pajak dan Minyak Bumi. Meski tahun 2004 awal masa kerja Jero Wacik sebagai MenBudPar, pariwisata Indonesia terutama Bali terguncang akibat peristiwa Bom Bali I dan II, tidak menyurutkan usaha dan kerja keras KemenBudPar dalam mendatangkan turis asing ke Indonesia, salah satunya adalah program Visit Indonesia Year yang berhasil dihidupkan kembali tahun 2008 setelah mati suri selama 16 tahun sejak tahun 1992.
Yang lebih menggembirakan menurut Jero Wacik yang juga dikenal sebagai Menteri ahli mati suri (tentang mati suri ini akan diceritakan terpisah), pendapatan devisa ini langsung diterima oleh pelaku-pelaku pariwisata secara langsung, tanpa harus melalui Kementerian Keuangan, atau dianggarkan dalam APBN yang cenderung bocor. Turis-turis mancanegara langsung membayar ke hotel tempat mereka menginap, membayar ongkos taxi, membeli souvenir, membayar paket-paket wisata, semuanya langsung diterima secara tunai. Atas prestasinya menghidupkan kembali Visit Indonesia Year sejak tahun 2008, kunjungan turis asing ke Indonesia naik rata-rata 10% setiap tahun. Bahkan tahun 2010 jumlah turis yang datang ke Indonesia menghasilkan devisa sebesar $7.6 miliar.
Inilah sebagian prestasi yang ditunjukkan Jero Wacik yang disampaikan dalam bincang-bincang dengan rekan-rekan blogger di Rutan Cipinang beberapa waktu lalu, Ia mengakui masih banyak hasil yang ia capai selama menjabat sebagai MenBudPar dari tahun 2004 – 2011 di Era kepemimpinan Presiden SBY selama dua periode. Ketika berbicara bagian ini, wajah Jero Wacik yang selalu tersenyum terlihat suram. “ Tetapi semua hasil kerja keras saya terasa sia-sia” ujarnya. Seperti diketahui KPK menjerat Jero Wacik dengan tuduhan menyelewengkan DOM BudPar (Dana Operasional Menteri) tahun 2008-2011 untuk kepentingan pribadi dan untuk memperkaya diri sendiri.
Tuduhan ini dianggap aneh oleh Jero Wacik. Ini dikeluhkan karena selama menjabat selama 7 tahun sebagai Menteri BudPar, mengapa penggunaan DOM tahun 2008-2011 yang dituduhkan dianggap sebagai penyelewengan meski penggunaannya telah dilaporkan dengan bukti sebanyak 262 kuitansi yang telah diverifikasi oleh P2K dan lampirannya disampaikan sebagai pertanggungjawaban KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) yaitu Sekjen Kementerian kepada Menteri Keuangan. Bahkan setelah Jero Wacik pindah menjabat sebagai Menteri ESDM Oktober tahun 2011, laporan penggunaan DOM tidak pernah mendapat sanggahan dari Menteri Keuangan.
Meski persidangan kasus ini masih berlangsung, Jero Wacik berharap kerja keras dan pengabdian yang dilakukannya selama menjabat sebagai Menteri menjadi pertimbangan bagi Hakim. Apalagi Jero Wacik tetap bersikeras bahwa ia tidak pernah melakukan penyelewengan seperti yang dituduhkan KPK.