Mengetahui menderita diabetes itu sepertinya tidak mudah. Diabetes secara awam dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula. Tidak ada yang pernah mengetahui mengapa dikenal dengan penyakit kencing manis, apakah ada orang yang pernah minum air kencing penderita diabetes dan merasakannya seperti minum teh manis? tidak jelas juga. Yang pasti gejala diabetes menjadi penyakit tidak menular yang sangat memprihatinkan sejak sepuluh tahun terakhir ini.
Dalam peringatan hari kesehatan sedunia tahun 2016 disebutkan terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam masyarakat dimana penyebaran penyakit menular lebih sedikit daripada penyebaran penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular ini lebih diakibatkan pada perubahan gaya hidup manusia yang kemudian mengakibatkan disfungsi organ-organ tubuh yang akhirnya menimbulkan penyakit.
Perubahan pola atau gaya hidup manusia seperti malas berolahraga, mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan berlemak, kurangnya istirahat dan tekanan atau stress yang berkepanjangan mengakibatkan menurunnya beberapa organ-organ tubuh manusia yang akhirnya menimbulkan penyakit antara lain diabetes.
Peringatan hari kesehatan sedunia di Indonesia dilaksanakan di gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan Jakarta dengan acara dialog interaktif Hari Kesehatan sedunia, Cegah, Obati dan Lawan Diabetes. Acara ini antara lain memutarkan cuplikan film yang menggambarkan pandangan atau pengetahuan masyarakat awam tentang diabetes. Salah satu pendapat diungkapkan seorang laki-laki yang terdengar cukup lucu adalah penyakit diabetes tidak menular tetapi menjalar. Juga ada yang berpendapat diabetes terdiri dari diabetes kering dan diabetes basah. Hal itu menggambarkan betapa pengetahuan masyarakat tentang diabetes sebenarnya sudah ada tetapi tidak cukup, apalagi pengetahuan bagaimana cara mengatasi atau mengobati bila sudah terkena penyakit itu.
Menteri Kesehatan Ibu Nina Moeloek membacakan sambutannya dengan memberikan laporan penyakit diabetes saat ini sudah menjadi penyakit pembunuh nomor 3 di Indonesia (6,7 persen) merujuk pada data Sample Registration Survey 2014. Pada umumnya penyakit Diabetes terbagi menjadi dua jenis :
Yaitu diabetes Tipe I atau insulin dependent diabetes; Â penderita diabetes yang bergantung pada insulin, karena tubuh penderita tidak memproduksi insulin dan karenanya suntikan insulin secara teratur dibutuhkan untuk memelihara gula darah yang normal. Diabetes Tipe II atau non-insulin dependent diabetes, penderita diabetes jenis ini tidak bergantung pada insulin. Tubuh mereka memproduksi sejumlah insulin, tetapi itu tidak mencukupi atau cacat. Hamper 85% penderita diabetes menderita tipe 2, sisanya adalah penderita diabetes tipe 1. Bagi penderita diabetes tipe 2, minum obat adalah langkah terakhir untuk mengatasi penyakit ini. Disarankan penderita diabetes tipe 2 lebih dahulu memperbaiki pola hidup sehatnya dengan rajin berolahraga, minimal 1000 langkah setiap hari dan mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang serta menjauhi stress.
Thema peringatan hari Kesehatan Dunia tahun 2016 mengambil thema Diabetes, Cegah , Obati dan lawan Diabetes. Dalam peringatan Hari Kesehatan sedunia ini juga difokuskan bagaimana sosialisasi pengenalan dan pencegahan serta pengobatan diabetes, karena dari hasil survey 1 dari 2 orang Indonesia yang menderita diabetes tidak mengetahui bahwa dirinya menderita (undiagnosed). Dari data WHO ternyata 90% penderita diabetes di Indonesia adalah penderita  diabetes tipe2 dan 80%nya dapat dicegah, karena rata-rata penderita memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Dari peringatan ini pula dikampanyekan pencegahan diabetes secara dini karena diabetes adalah ibu dari segala penyakit. Hal ini disebabkan penderita diabetes cenderung membawa penyakit bawaan lain sebagai efek domino disfungsi organ tubuh lain akibat diabetes. Penderita diabetes sering ditemukan penyakit lain seperti TBC, HIV, berkurangnya fungsi penglihatan dan lain-lain.
 [caption caption="MenKes Nila Moeloek, sambutan peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2016, dokumentasi frisch Y monoarfa"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H