Mohon tunggu...
Frisch Young Monoarfa
Frisch Young Monoarfa Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suami, ayah dua anak, pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kredibilitas adalah nilai tertinggi Jero Wacik

15 April 2016   09:36 Diperbarui: 19 April 2016   11:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto bersama keluarga besar di rumah peninggalan orangtua Jero Wacik di desa Batur dokumentasi frisch y monoarfa"][/caption]Masih ingat kesaksian Jk dalam sidang tipikor dalam perkara Jero Wacik? JK yang saat 2004-2009 menjabat sebagai Wapres diajukan Penasihat Hukum JW untuk menjadi saksi yang meringankan. Mengapa JK mau bersaksi sebagai saksi yang meringankan, mengingat saat ini posisi JK adalah sebagai Wapres untuk ke dua kalinya? (https://www.youtube.com/watch?v=hamM3pJ9m5s)

Posisi strategis JK sebagai Wapres merupakan orang terbaik nomor 2 dari 240 juta penduduk Indonesia. Dengan kata lain JK adalah orang yang memiliki kredibilitas tertinggi setelah SBY atau  Jokowi. KREDIBILITAS inilah yang menjadi kata kunci dalam menelusuri kehidupan Jero Wacik ketika saya dan beberapa teman melakukan perjalanan napak tilas ke desa Batur dan Pura Bukit Mentik, Kintamani Bali.

Jero Wacik inspirasi bagi Desa Batur

Jero Wacik dilahirkan di Singaraja 24 April 1949. Beliau putra pasangan I Nyoman Bakat (Guru Nyoman Shanti) dan I Nyoman Sudiri, merupakan satu-satunya dari 8 bersaudara yang hidup. Sejak berumur 6 tahun Jero Wacik telah diangkat sebagai Pemangku di Pura Bukit Mentik. (Biografi dan Profil Lengkap Jero Wacik | Aneka Info Unik https://anekainfounik.net/..)
Ketika kami mendatangi rumah peninggalan orangtuanya, kami menjumpai rumah tempo dulu yang kesannya tidak pernah dibangun ulang atau direnovasi. Bahkan rumah itu kini dihuni beberapa keluarga yang merupakan anggota keluarga besar dari Kakak tiri Jero Wacik. Iwayan Kormat atau dikenal Guru Kormat, kakak tiri Jero Wacik menuturkan, Jika berkunjung ke Bali, Jero Wacik lebih sering tidur di bale di sebelah sanggah Pameraja (tempat sembahyang/pemujaan keluarga), atau menginap di Pura Bukit Mentik yang letaknya sekitar 5 km dari rumah keluarga karena Jero Wacik tidak memiliki rumah di Bali selain peninggalan rumah orangtuanya,.

Begitu sederhananya kehidupan Jero Wacik berbanding terbalik dengan prestasi dan karir yang dirintisnya. Setamat dari Tehnik Mesin ITB, Jero Wacik berkarir di perusahaan grup Astra selama 18 tahun sampai menduduki kursi Direksi mencerminkan sebuah kedudukan yang mapan. Belum lagi ketika Jero Wacik memutuskan untuk menjadi pengusaha property di Bali. Jero Wacik adalah cerminan seorang pekerja keras dan berkemauan kuat bagi para pemuda desa Batur. Jero Wacik lebih senang mengajarkan sesuatu kepandaian dibanding memberi dalam bentuk uang.

[caption caption="wawancaradengan I Wayan Andok dan Guru Kormat di bale sanngah pamaraje dokumen frisch y monoarfa"]

[/caption]

I Wayan Andok, seorang sahabat yang menjadi pembantu Jero Wacik bercerita, dirinya adalah seorang yang tidak tamat sekolah dasar. Ia ikut Jero Wacik ketika menempuh kuliah di Bandung dan bertugas membantu menyiapkan makan atau membersihkan kamar kos Jero Wacik di Bagusrangin. Selama ia menemani Jero Wacik, Ia disuruh untuk belajar bahasa asing, sampai akhirnya ia fasih dalam 5 bahasa, Jerman, Perancis, Inggeris, Jepang dan Belanda. Ketika Jero Wacik diterima bekerja di Jakarta, ia diminta ikut, tetapi I Wayan Andok menolak dan memutuskan kembali ke Bali karena telah memiliki modal bahasa dan kemudian menjalani profesi sebagai Guide di Bali. 

Salah seorang yang juga meneladani Jero Wacik dan berhasil menjadi “orang Besar” adalah I Ketut Marjana. Orang ke dua setelah Jero Wacik yang menempuh pendidikan tinggi di luar Bali. Alumni STAN ini menceritakan sosok Jero Wacik sebagai sosok inspiratif bagi orang seperti dirinya. Saat kecil menempuh perjalanan sekolah lebih dari 7 km setiap hari, tanpa bekal dan sarapan dilakoninya setiap hari. Makanan yang tidak lazim seperti jangkrik atau laron secara tidak langsung menyumbang asupan protein tinggi  membuat dirinya menjadi salah seorang murid yang pintar di sekolahnya. Di puncak karirnya, I Ketut Marjane menduduki posisi sebagai Direktur Utama PT Pos Indonesia selain komisaris di berbagai perusahaan nasional seperti Citra Marga Nusaphala dan Indocement . Di Bali, I Ketut Marjana berhasil membangun sebuah villa mewah bernama Toya De Vasya, sebuah resort dengan pemandian air panas yang sangat indah dengan latar belakang Danau Batur.

Cerita Jero Mangku atau pemangku adat di Pura Bukit Mentik yang kami temui juga tidak jauh berbeda. Menurut Jero Mangku Adhyaksa, sesama pemangku yang diangkat bersama-sama Jero Wacik menuturkan, Pemangku adalah orang yang dipilih dan ditahbiskan untuk melayani umat dalam upacara keagamaan di Pura. Seorang Pemangku adalah orang yang harus memiliki sifat-sifat baik karena berfungsi sebagai pelayan dalam ritual keagamaan. Bagi Orang Bali, jabatan pemangku atau Mangku adalah jabatan seumur hidup yang harus dijaga kesuciannya. Pemangku dipercaya dipilih secara langsung oleh Hyang Widi Wasa dalam sebuah upacara keagamaan Hindu. Seseorang yang dipilih menjadi Pemangku harus memiliki kredibilitas tinggi dibanding orang biasa.

Di Pura Bukit Mentik inilah Jero Wacik bertugas memimpin upacara keagamaan setiap bulan purnama ke lima. Pura yang terletak di kawasan lembah Batur masih berdiri dengan perubahan yang sangat lambat. Selama Jero Wacik menjabat sebagai Menteri, pembangunan dan renovasi dilakukan selama 7 tahun. Tidak sekaligus memang, karena setiap kali Jero Wacik dating ke Pura, ia akan menyumbang dengan seadanya. “Kadang 25 juta, kadang 30 juta” kata Jero Mangku Adhyaksa. “Kalau dia seorang koruptor, dalam tempo setengah tahun Pura Bukit Mentik akan menjadi pura yang megah melebihi Pura UlunDanu” tambah Jero Adhyaksa.

[caption caption="Jero Mangku Adhyaksa memberikan keterangan tentang Jero Wacik di Pura ukit Mentik dokumentasi frisch y monoarfa"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun