4. Biaya Implementasi: Integrasi IoT dengan SI memerlukan investasi awal yang signifikan dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan karyawan.
5. Keterampilan dan Pengetahuan Karyawan: Banyak organisasi perlu melatih karyawan mereka dalam manajemen data yang kompleks terkait IoT dan SI.
III. Studi Kasus: Integrasi IoT dalam Sektor Manufaktur
Untuk lebih memahami bagaimana integrasi IoT dengan SI dapat mengubah suatu industri, mari kita tinjau studi kasus dalam sektor manufaktur.
Studi Kasus 1: Efisiensi Produksi yang Meningkat
Sebuah pabrik manufaktur otomotif mengintegrasikan IoT ke dalam operasinya. Mereka memasang sensor pada mesin produksi dan perangkat lainnya untuk mengumpulkan data tentang performa dan perawatan. Akibat langsungnya, individu dapat mengamati dan mengawasi fungsi berbagai mesin dan peralatan dengan lebih cepat dan akurat, sehingga dapat merencanakan dan mengorganisasi operasi perawatan dengan lebih efisien, mengoptimalkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Dalam satu tahun, mereka berhasil mengurangi waktu henti produksi akibat kerusakan mesin sebesar 30% dan meningkatkan efisiensi produksi sebesar 15%.
Studi Kasus 2: Manajemen Rantai Pasokan yang Tersentralisasi
Sebuah perusahaan makanan mengintegrasikan IoT dengan SI mereka untuk mengoptimalkan rantai pasokan. Mereka dapat melacak pergerakan produk dari peternakan hingga rak-rak supermarket dengan akurat. Akibatnya, mereka berhasil mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan kecepatan pengiriman produk ke toko-toko mereka.
IV. Dampak Potensial dari Integrasi IoT dengan Sistem Informasi
Integrasi Internet of Things (IoT) dengan Sistem Informasi (SI) memiliki potensi untuk berdampak luas di berbagai sektor. Beberapa dampak tersebut meliputi:
1. Transformasi Bisnis: Perusahaan yang berhasil mengintegrasikan IoT dengan SI dapat mengubah bisnis mereka secara mendasar, membuatnya lebih responsif dan efisien.