Perangkat desa kini tengah mendorong perkembangan industri wisata di Desa Watukumpul dengan tujuan untuk menarik wisatawan datang ke desa. Namun, terdapat masalah berupa kurangnya informasi terkait tempat-tempat wisata di desa tersebut. Karenanya, Frisca Rizti, mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP 2023/2024 yang diterjunkan pada 5 Januari 2024 di Desa Watukumpul, menjalankan program kerja berjudul Pembuatan Buku Panduan Wisata di Desa Watukumpul dalam Bahasa Inggris dan Indonesia.
Desa Watukumpul yang terletak di area pegunungan memiliki banyak wisata alam yang perlu dipamerkan. Pemandangan alam yang masih asri dan banyak spot foto menarik pada tempat-tempat wisatanya menjadi potensi pariwisata terbesar bagi Desa Watukumpul. Sayangnya, potensi tersebut belum dioptimalkan karena terbukti belum banyak orang datang ke tempat wisata yang ada. Setelah berdiskusi langsung dengan Bapak Sidik Nugroho selaku kepala desa, diputuskan bahwa pembuatan buku panduan wisata akan sangat membantu desa. Selain itu, program ini juga sejalan dengan rencana perangkat desa dalam mengembangkan sektor pariwisata di sana.
Dalam program ini, masalah yang akan diatasi berupa belum optimalnya usaha pengembangan sektor wisata di Desa Watukumpul karena kurangnya pemberian informasi terkait area-area wisata di sana. Di sisi lain, potensi yang dapat dikembangkan yakni tempat-tempat wisata yang menarik dan berpotensi disukai wisatawan. Oleh karena itu, buku panduan berupa booklet yang berisi informasi serta peta desa wisata pun dibuat sebagai bentuk pengoptimalan sektor wisata desa tersebut.Â
Dalam pembuatan buku panduan wisata, Frisca Rizti berkolaborasi dengan rekan setimnya dari program studi Teknik Arsitektur bernama Hikmah Tiara Qolbu. Sebagai mahasiswa Sastra Inggris, Frisca bertugas untuk menuliskan informasi terkait tempat-tempat wisata yang ada dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sedangkan desain booklet dan peta wisata dibuat oleh Tiara.
Proses pengerjaan program kerja oleh kedua mahasiswa KKN tersebut dimulai dengan penelitian terkait tempat wisata dan lokasinya, kemudian dilanjutkan dengan pencarian informasi dan titik lokasi di Google Maps. Selanjutnya, dilakukan pengecekan validitas data yang didapat kepada kepala desa. Informasi yang telah ditulis dalam bahasa Indonesia itupun diterjemahkan ke bahasa Inggris. Proses selanjutnya dilakukan dengan pembuatan desain dan peta oleh Tiara.
Kolaborasi tersebut menghasilkan keluaran berupa booklet panduan wisata yang diserahkan kepada Bapak Bram, selaku salah satu perangkat desa. Penyelesaian dan penyerahan keluaran tersebut diharapkan dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi desa untuk mengembangkan sektor wisata Desa Watukumpul di masa depan. Dengan kata lain, buku tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu materi dalam promosi tempat wisata desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H