,,Kuberjalan terus dan terus kedepan dengan beban yang berat,
seketika itu engkau menatapku seakan diri ini musuh mu,
bukankah diri ini yang dulu ada di samping mu,
bukankah raga ini yang selalu menjaga mu,,
Apakah engkau buta dengan diri mu yang sekarang,
tdak kah engkau ingat masa itu,
aku tidak akan marah, tatapi ini cuma kekecewaan
yang aku harap engkau akan menyadari semua itu
Kini engkau bahagia dengan hidup mu,
aku hanya mencari setitik cahaya pada kegelapan,
apakah engkau sahabat ku atau bukan,
sikap mu sudah menjawab itu,
enkau bagaikan Kacang yang lupa pada kulitnya.
Apakah selama ini aku berbuat salah,
munkinkah aku yang melankah terlalu jauh,,
sehinnga engkau tidak memperdulikan aku lagi,,
lebih baik sakit hati dengan kejujuran mu,
dari pada ketidak pastian mu selama ini,,
Bicaralah,, bicara......
sebelum terlalu jauh kaki ini melangkah,
Walaupun sejujurnya aku rapu dan tak berdaya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H