Mohon tunggu...
FRIQO ROSSIQHAN
FRIQO ROSSIQHAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keutamaan Bulan Muharram: Menggali Makna dan Berkah Awal Tahun Hijriyah

23 Juli 2024   21:35 Diperbarui: 23 Juli 2024   21:37 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah, kalender yang digunakan oleh umat Islam untuk menghitung waktu. Ini adalah bulan yang sangat istimewa dan penuh makna. Selain menandai awal tahun baru Hijriyah, bulan Muharram juga menyimpan banyak keutamaan dan kesempatan untuk kita merenung serta memperbaiki diri. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang bulan ini dan apa yang bisa kita lakukan untuk memanfaatkannya.

Apa Itu Bulan Muharram?

 Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah yang dimulai dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Kalender Hijriyah berbeda dari kalender Gregorian yang kita gunakan sehari-hari, karena menggunakan perhitungan bulan. Nama "Muharram" dalam bahasa Arab berarti "terlarang" atau "diharamkan", yang mencerminkan betapa istimewanya bulan ini dalam agama Islam. Di samping Muharram, ada tiga bulan suci lainnya, yaitu Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.

Mengapa Muharram Itu Istimewa?

 Bulan Muharram dikenal sebagai bulan yang penuh berkah dan keutamaan. Salah satu hal yang membuat bulan ini begitu istimewa adalah puasa sunnah yang sangat dianjurkan di bulan ini. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Jadi, jika kita ingin mendapatkan keutamaan puasa, Muharram adalah salah satu waktu yang sangat disarankan.

 Di bulan ini, ada hari yang sangat penting, yaitu hari Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Hari ini memiliki banyak makna baik dalam sejarah Islam maupun dalam berbagai tradisi. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, hari Asyura adalah hari puasa sunnah sebelum puasa Ramadhan diwajibkan. Selain itu, hari ini juga dikenang karena terjadi peristiwa besar seperti penyelamatan Nabi Musa dan umatnya dari Pharaoh yang menindas mereka.

 Puasa di hari Asyura adalah amalan yang sangat dianjurkan. Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram, dan jika memungkinkan, juga pada tanggal 9 Muharram, agar kita bisa berbeda dari puasa orang-orang Yahudi yang juga berpuasa pada hari tersebut. Dengan berpuasa di hari Asyura, kita tidak hanya mendapatkan pahala besar tetapi juga bisa membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.

 Bulan Muharram juga memberikan kesempatan bagi kita untuk melakukan refleksi diri. Tahun baru Hijriyah adalah waktu yang sangat baik untuk memulai tahun dengan semangat baru. Kita bisa menggunakan momen ini untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Ini adalah saat yang tepat untuk merenung tentang perjalanan hidup kita, menetapkan niat, dan memperbaiki diri agar lebih dekat dengan Allah.

 Selain itu, Muharram mengajarkan kita tentang kedamaian dan kesabaran. Sejarah mencatat bahwa bulan ini merupakan waktu yang penuh dengan pelajaran tentang kesabaran dan keadilan. Misalnya, peristiwa Karbala yang terjadi pada tanggal 10 Muharram menjadi pelajaran penting tentang ketabahan dan kesetiaan terhadap prinsip kebenaran. Meskipun hari Asyura juga merupakan hari berkabung bagi sebagian umat Islam, terutama penganut Syiah, hari ini juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai kesabaran dan perjuangan untuk keadilan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan Selama Bulan Muharram?

 Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memanfaatkan bulan Muharram dengan baik. Salah satunya adalah dengan berpuasa sunnah pada hari Asyura. Jika kita bisa, puasa ini bisa dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharram, atau hanya pada tanggal 10 saja. Puasa sunnah ini adalah cara yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun