Sragen ̶ Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) bekerjasama dengan warga Donosutan RT15 Mojopuro Sumberlawang Sragen yang berprofesi sebagai guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran via daring.
Program pendampingan belajar via daring ini merupakan ide dari mahasiswa Pendidkan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS), Fridha Fadhlurrahma, yang sedang melaksanakan KKN UNS Tanggap Wabah COVID-19 di bawah bimbingan dosen Dr. Ir. Yudi Rinanto, M.P.
Program ini merupakan salah satu program utama dalam kegiatan KKN era COVID-19 dengan tema besar Pendidikan selama COVID-19. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2020 sebagai wujud kontribusi di bidang pendidikan yaitu penyelesaian masalah pembelajaran yang kurang efektif selama masa pandemi.
Seperti yang kita ketahui bahwa semenjak Sragen menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), seluruh instansi pendidikan diliburkan. Kondisi ini kemudian memunculkan tantangan baru bagi warga yang berprofesi sebagai guru di Dukuh Donosutan RT15 Mojopuro Sumberlawang, seperti sulitnya memonitor kegiatan belajar siswa, kurang terstrukturnya waktu belajar, hingga konsep pembelajaran yang tidak matang.
Berkaca dari kondisi-kondisi tersebut, Fridha (22) memutuskan untuk melakukan pendampingan terhadap guru di Dukuh Donosutan RT15 untuk melangsungkan proses pembelajaran via daring. Proses belajar mengajar dilakukan secara daring melalui WhatsApp Grup. Melalui grup tersebut, guru terbimbing dan para siswa saling berinteraksi.
Guru juga dapat memberikan materi pembelajaran serta tugas belajar bagi siswa. Tidak hanya membahas mata pelajaran umum, pembelajaran daring ini juga diselingi dengan pemberian materi seputar COVID-19 sebagai bentuk pengenalan COVID-19 kepada siswa. Siswa diminta membuat gambar bertema COVID-19 serta membuat video cuci tangan dengan 6 langkah sesuai anjuran World Health Organization (WHO).
“Adanya program pendampingan guru ini sangat membantu saya dalam melaksanakan pembelajaran selama COVID-19. Saya jadi lebih mudah untuk memonitor kegiatan belajar anak-anak, lalu anak-anak juga senang dan antusias karna jam belajar lebih terjadwal. Sebelumnya saya kebingunan harus menggunakan cara apa untuk bisa memberikan materi pelajaran kepada siswa karena kemampuan teknologi saya kurang, tapi setelah dibuatkan grup Whatsapp menjadi jauh lebih mudah” ujar Tri Kasih (55) selaku guru terbimbing dalam program Pendampingan Guru ini.
“Harapannya, melalui program pendampingan belajar via daring ini dapat menjadi wadah bagi guru dan siswa untuk untuk bertukar informasi sekaligus meningkatkan keefektifan proses belajar mengajar selama masa pandemi” ungkap Fridha (22) selaku penanggung jawab program.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H