Membicarakan segala sesuatu tentang presiden ke-7 kita Bapak Jokowi memang selalu menarik untuk di simak. Tidak heran jika yang berhubungan dengan beliau selalu menjadi viral di kalangan netizen tanah air. Termasuk soal isu simpang siur terkait siapa yang pantas untuk mendampinginya sebagai cawapres di periode kedua kepemimpinannya nanti.
Banyaknya nama-nama tokoh publik yang mengemuka tak ayal menimbulkan beragam spekulasi baik di kalangan pengamat, maupun rakyat biasa. Saya pun beberapa hari lalu sempat membaca majalah Gatra, dimana dalam edisi ke-38 tersebut membahas tentang Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko yang santer digadang-gadang sebagai salah satu kandidat cawapres pendamping Jokowi.
Sungguh sebuah ulasan yang sangat menarik jika dilihat dari perspektif kedekatan Moeldoko dengan Jokowi yang mulai terlihat saat pesta pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution, dimana saat itu Moeldoko di percaya memberi kata sambutan mewakili pihak keluarga Jokowi. Suatu pertanda yang luput saya maknai dari kacamata sebagai orang awam.
Namun Moeldoko kerap menampik kedekatannya dengan Jokowi hanyalah karena dirinya pernah menjadi bawahan presiden saat masih menjabat sebagai Panglima TNI. Walaupun kenyataannya berkata lain, tidak lama setelah prosesi pernikahan anak kedua Jokowi tersebut, dirinya pun dilantik mengemban tanggung jawab negara yang amat krusial sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Bahkan dirinya mengaku siap untuk menjadi bemper negara sebagai bagian dari sikap prajurit sejati yang setia serta mengedepankan loyalitas.
"Persoalan gizi buruk yang menimpa Asmat, serta permasalahan harga pangan terkait ekspor dan impor yang sempat ramai beberapa waktu belakangan merupakan satu diantara isu-isu strategis yang saya kelola di KSP, agar tidak menimbulkan kebingungan publik. Kemudian juga terkait anggapan negatif bahwa pemerintah hanya fokus membangun infrastruktur saja, itu kita sampaikan tidak benar, karena pembangunan infrastruktur dalam kontek konektivitas juga membangun peradaban manusia," ucap Moeldoko saat ditanya mengenai apa saja yang pernah ia lakukan selama di KSP.
Terkait dengan pesta demokrasi menjelang Pilpres 2019 Moeldoko mengatakan bahwa dirinya dan KSP selalu mengantisipasi segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut, terutama agar tidak membengkak menjadi sebuah isu yang tidak produktif.
"Secara teori, jika ada sebuah berita bohong (hoax) yang dikabarkan hingga berkali-kali maka masyarakat akan menganggapnya sebagai kebenaran. Itu yang kita tidak bisa biarkan terjadi. Kita harus bisa memberikan pendidikan yang benar kepada masyarakat agar tidak menjadi bingung. Yang kita counter adalah berita-berita yang tidak produktif agar masyarakat kita khususnya anak-anak muda menjadi optimis melihat pembangunan di segala sektor yang sudah membaik," sambung Moeldoko.