Selama ini Indonesia dalam pengurusan yang berhubungan dengan kereta api berkecimpung dengan Badan Usaha Milik Negara yaitu, PT. INKA (Industri Kereta Api). PT INKA, sebagai salah satu badan usaha milik negara terus mengalami perkembangan, diawali pada tahun 1981.
Produk pertama berupa kereta penumpang kelas ekonomi dan gerbong barang kini menjadi industri manufaktur perkereta apian yang modern. Aktivitas bisnis PT Inka yang ada kini berkembang mulai dari penghasil produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa perkereta-apian dan transportasi yang bernilai tinggi.
Transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan mampu memberikan keberhasilan dan mendapatkan solusi terbaik untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan global, PT Inka mengembangkan berbagai jenis produk di bawah kendali sistem manajemen mutu ISO 9001 dan kemitraan global.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko meminta PT. INKA mulai mewujudkan kereta listrik modern dengan menggunakan baterai. Penggunaan baterai bisa menjadi salah satu inovasi karena masa depan industri tidak lagi bergantung pada bahan bakar yang tidak bisa diperbaharui.Â
Sat ini, anak-anak muda Indonesia yang bekerja di PT. INKA tengah mengerjakan berbagai jenis kereta untuk kebutuhan di dalam negeri. Mereka sedang menyelesaikan 13 rangkaian kereta lengkap (train set) untuk dioperasikan di Bandara Soekarno Hatta, Bandara Internasional Minangkabau, dan Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Seperti diketahui, Cadangan minyak mulai berkurang dan kita harus lebih jeli untuk tidak lagi mengandalkan sektor tersebut. Negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi dan Irak pun mengalami perubahan untuk tidak lagi menggunakan energi dari fosil lagi.
Kita boleh bangga karena kereta api yang produksi  PT.INKA telah diekspor dan digunakan oleh banyak negara, antara lain Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, hingga Australia. Namun buka berarti kita terhanyut dalam kebanggaan dan melupakan tujuan kita untuk terus berkarya dan berinovasi.
Sebaiknya produsen lokal tidak berhenti berinovasi dalam melihat peluang industri. Hal tersebut bisa meningkatkan daya saing kita dengan negara lain. Kita akan menjadi negara yang maju dan panutan bagi negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H