Mohon tunggu...
Frida Wahyumi
Frida Wahyumi Mohon Tunggu... Karyawan BUMN -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ditanya Pilih Prabowo atau Gatot, Jokowi Lebih Milih Moeldoko

25 April 2018   13:57 Diperbarui: 25 April 2018   14:01 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pertanyaan menarik ditujukan kepada presiden Joko Widodo saat Kumparan.com menyambangi kantornya di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/04). Ada 1 dari 10 pertanyaan dalam kuis JAKI alias Jawab Kilat yang membuat Jokowi berpikir sejenak dan mengulangi pertanyaan tersebut sampai dua kali.

Dalam kuis tersebut, jokowi memiliki dua opsi pilihan jawaban untuk menjawab secara cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang disodorkan oleh jurnalis Kumparan. Walau tidak semua pertanyaan dijawab oleh Jokowi dengan memilih salah satu jawaban, karena ada beberapa pertanyaan yang dijawab dua-duanya atau Jokowi membuat jawabannya sendiri.

Beberapa pertanyaan standar dalam kehidupan sehari-hari dijawab Jokowi dengan mudah seperti memilih gunung atau pantai, temulawak atau teh manis, Dilan atau Warkop DKI Reborn dan lain-lain. Namun, ketika disodorkan pertanyaan terakhir memilih antara Prabowo Subianto atau Gatot Nurmantyo, Jokowi tampak berpikir sekitar 10 detik dan mengulang --ulang pertanyaan tersebut.

Jokowi akhirnya tidak memilih keduanya dan malah memilih Moeldoko. Sontak jawaban tersebut mengagetkan semua jurnalis dan mengundang tawa karena jawaban Jokowi yang tidak diduga sebelumnya.

Entah apa maksud Jokowi menyebut nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan pada saat itu. Apakah jawaban tersebut hanya candaan semata demi menghindari persepsi publik terhadap pilihan pertanyaan Gatot atau Prabowo, atau Jokowi punya maksud lain dari jawaban tersebut.

Moeldoko memang menjadi salah satu dari sekian banyak nama yang digadang-gadang akan mendampingi Jokowi dalam menghadapi pemilu 2019. Moeldoko diniai oleh beberapa pihak memiliki kompetensi dan keahlian serta pengalaman yang cukup untuk berduet dengan Jokowi dan banyak diterima oleh berbagai kalangan baik dari sipil maupun militer.

Netralitas Moeldoko juga menjadi nilai tambah karena tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu. Ini menjadi poin positif untuk meredam ambisi pribadi tokoh-tokoh dari kalangan partai politik pengusung Jokowi yang ingin megajukan nama cawapres dari kader internalnya. Memilih Moeldoko berarti membuat partai politik pengusung bisa bersatu dan tidak terpecah belah karena merasa kepentingannya tidak terakomodir dengan baik.

Dengan mencuatnya nama Moeldoko yang justru datang langsung dari ucapan Presiden Jokowi, maka patut ditunggu kiprah Moeldoko kedepan. Apakah akan menyambut dan menjadikan ucapan Jokowi tersebut kearah lebih serius atau setidaknya membuka obrolan tentang peluang menjadi cawapres pada pemilu 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun