Kalau kata almarhum eyang Sapardi Djoko Darmono "Hujan di Bulan Juni", kalau kata ku "Selamat Berjuang di Bulan Juni".Pada dasarnya setiap bulan, setiap minggu,setiap hari, bahkan setiap detik kita sedang berjuang.Namun, pasti akan terdapat perbedaan di setiap perjuangan yang kita lalui itu. Mungkin yang paling terasa adalah perbedaaan setiap bulannya.
Tidak terasa kita sudah melalui setengah tahun yang penuh dengan cerita. Senang.Bahagia.Kecewa.Sakit.Jatuh.Bangkit.Sembuh. Setengah tahun yang penuh dengan makna, dan setengah tahun yang penuh dengan drama. Bukan kah itu tanda bahwa kita masih bisa merasakan? Tanda bahwa kita ternyata masih dikasih hidup?
Setengah tahun yang dilalui setiap orang pun pasti berbeda-beda, ada yang diam-diam berjuang mengembalikan bisnis nya yang sempat jatuh karena adanya pandemic, ada yang diam-diam berjuang menyembuhkan hatinya yang sempat tergores, ada yang diam-diam berjuang mempersiapkan kehidupan selanjutnya bersama sang kekasih halal nya, dan ada yang diam-diam berjuang mendoakan seseorang di setiap lima waktunya dan di sepertiga malamnya.
Juni datang menyapa kita dengan sangat ramah, udara yang cukup tenang, dengan harapan semoga tiga puluh hari ke depan kita dapat seramah dan setenang Juni di awal bulan. Rencana-rencana yang sempat tertunda, perjumpaan yang sempat terkendala,atau mungkin ada acerita yang belum selesai, di setengah tahun lalu mungkin dapat kita perbaiki di setengah tahun yang akan datang, jika masih bisa untuk diperbaiki. Jika tidak pun, tidak usah memaksa. Barangkali sekarang sudah saatnya pindah Bab dan halaman serta mengisinya dengan hal-hal yang penuh makna kehidupan yang lebih romantis dan kebahagiaan.
Ucapan terima kasih teriring disampaikan kepada setengah tahun lalu, yang sudah membentuk kita, sudah menabrakan kita kepada hal-hal di luar ekspektasi kita, sudah memberikan banyak pelajaran yang tidak kita bisa dapatkan di dalam ruangan sekolah termahal sekali pun, dan ternyata kita bisa melalui nya itu semua dengan baik,sabar,dan tegar, kemudian ikhlas yang setiap hari kita usahakan.Â
Pun begitu teriring disampaikan kepada semua orang, semua pihak yang telah hadir di dalam semesta kita setengah tahun kemarin. Kenapa kita harus berterima kasih kepada mereka, sekali pun mereka pernah menggoreskan luka kepada kita? Iya, tanpa mereka, mungkin kita tidak bisa sekuat sekarang dalam menghadapi perihnya hidup, dan dari mereka pun kita mendapatkan banyak pelajaran dan makna akan hidup ini.
Puisi "Yang Fana adalah Waktu" karya eyang Sapardi, terdapat kalimat "Kita Abadi", jika dikaitkan dengan banyak proses hidup setengah tahun lalu bahwa kita abadi di dalam satu halaman yang sama di setengah tahun lalu, bahkan tahun-tahun sebelumnya, bukan untuk dilupakan, apalagi dibuang, namun kita perlu mengingat dan diingat bahwa kita pernah berada di halaman yang sama, di buku yang sama, saat itu. Sekarang halaman itu sudah penuh, dan kini saatnya di setengah tahun ke depan, kita mengisi halaman yang berbeda, dengan cerita yang berbeda, dan makna yang berbeda, tentunya dengan harapan jauh lebih baik dari halaman sebelumnya.
Selamat datang Bulan Juni,aku menyapamu dengan penuh suka cita dan kasih sayang!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI