Setiap manusia pasti akan dihadapkan oleh beberapa pilihan solusi ketika berhadapan dengan masalah. Tidak bisa menghindar jika masalah itu datang. Karena, sejatinya kita hidup akan selalu berdampingan dengan yang namanya masalah, bukan? Baik itu masalah dengan diri sendiri, masalah dengan sesama manusia, atau bahkan masalah dengan lingkungan kita sendiri. Masalah datang untuk diselesaikan. Kita diberikan akal dan hati oleh Tuhan salah satunya ya agar kita dapat menyelesaikan sebuah masalah, ketika masalah itu datang.
Dewasa ini memang masalah seringkali hadir dari dunia maya, mulut netizen yang terkadang tidak ada filter, ada saja omongan-omongan yang keluar. Mau kita bertingkah sebaik apapun, tetap saja akan ada yang mencibir.
Tidak mengenal rupa, tidak mengenal siapa dia, selama ada bahan untuk dicibir ya pasti akan terjadi. Hal tersebut yang menjadikan pihak yang dicibir merasa tidak percaya diri atau insecure, kemudian berujung ke kesehatan mental.Maupun perilaku-perilaku manusia yang sekarang banyak dipertanyakan "Itu manusia bukan yaa?".
Setiap orang pasti mempunyai coping strategy sendiri ketika berhadapan hal-hal yang membuat dirinya merasa tidak dihargai,sakit hati, ditinggal,diacuhkan,atau bahkan dijatuhkan. Mungkin ketika kita merasa terganggu dengan kehadiran orang tersebut di dunia maya, coping strategy yang akan kita gunakan adalah jika tidak hide ya block karena memang sudah tersedia di dalam aplikasi.Â
Namun, akhir-akhir ini hal tersebut sering diperdebatkan ketika kita ngehide atau ngeblock orang di sosial media. "Gitu aja baper" "dikit-dikit block" "dikit-dikit hide" "childish amat hidup lu" "kayak ga ada solusi lagi" "lari dari masalah ya lu", dan komentar-komentar lainnya.Â
Mungkin kalimat-kalimat tersebut terkesan singkat namun sampai menusuk ke hati, kita tidak pernah tau bagaimana orang itu bisa bertahan sampai di titik sekarang untuk bisa sembuh dari luka, kita tidak pernah tau usaha apa yang sudah mereka lakukan untuk sembuh dari luka, pun kita tidak pernah tau mereka dapat menjalani hari-hari mereka yang berdampingan dengan luka dan harus mereka sembuhkan sendiri. Kita tidak pernah ada yang tahu.
Menurut pandanganku ngga papa loh kita untuk ngehide atau bahkan ngeblock orang di sosial media. Bukan, bukan untuk memutus tali silaturahim kita dengan si dia, bukan itu.Â
Namun, ketika hal tersebut dapat membuat kita menjadi sembuh dari luka, membuat kita lebih tenang menjalani hidup, membuat kita lebih bisa berekspresi dalam menikmati hidup, dan membuat hari-hari kita terasa ringan, maka lakukan lah, namun kita sendiri juga harus memberikan batasan waktu dalam ngehide atau pun ngeblock. Mungkin bisa seminggu, sebulan, atau bahkan setahun, selama diri kita sudah dapat menjalani hari-hari seperti biasa, kita sudah bisa bangkit kembali, dan kita sudah mengikhlaskan apa pun yang sudah terjadi, dan tentunya pasrah dengan apa yang akan terjadi di depan.
Lakukanlah segala hal yang membuat diri kita merasa nyaman. Terkadang kita terlalu memikirkan apa yang belum tentu terjadi, seperti memikirkan komentar-komentar orang lain ketika kita melakukan kegiatan X, dan lain sebagainya.Â
Bukan kah itu hak kita? Kita yang menjalani hidup, kita yang punya Hp, kita yang membeli kuota, kita yang ngehide, kita yang ngeblock, orang lain yang ribet. Pun begitu dengan kita terhadap orang lain, terlalu sering memikirkan orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, kepo ini, kepo itu, bermanfaat tidak sakit hati iya.
Sebagai manusia yang hidup bersama dengan manusia lain, dan akan selalu saling membutuhkan, sikap dan perilaku saling menghargai, saling menghormati,baik itu perbedaan pendapat maupun pandangan adalah yang bisa kita lakukan. Saling mendukung, bukan saling menjatuhkan. Saling menghargai, bukan saling mencaci. Saling menghormati, bukan saling meninggikan. Karena, kita tidak pernah tau yang dirasakan orang lain itu seperti apa.