Mohon tunggu...
Frida Santika
Frida Santika Mohon Tunggu... Author -

Learning By Doing Waktu menjadi Jawaban untuk sebuah pertanyaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkarya di Tengah Perbedaan Keyakinan, Layakkah? Bunda Teresa vs Ahok

8 Mei 2017   10:10 Diperbarui: 8 Mei 2017   10:16 3073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Majalah Tempo

            Mendengar Kata Teresa kita akan teringat dengan Bunda Teresa, Bagi dunia nama ini tidak asing lagi. Bunda Teresa adalah seorag biarawati yang mengabdikan hidupnya bagi kaum miskin dan melarat di India. Bunda Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada tahun 1910 di Skopje, sekarang ibukota Republik Makedonia. Keluarganya beretnis Albania, penganut Katolik.

            Daerah India tepatnya di Kalkuta sebuah daerah yang kumuh banyak orang miskin dan melarat, tetapi Bunda Teresa mengabadikan hidupnya membantu mereka tanpa menanyakan agamanya terlebih dahulu yang ada dipikirannya adalah membantu orang-orang yang layak dibantu. Banyak kritikan yang datang kepada Bunda Teresa salah satunya datang dari seorang penulis bernama Christopher Hitchens, kritikan ini disebabkan karena Bunda Teresa berteman dengan beberapa diktator seperti Duvaliers dari Haiti dan Enver Hoxha dari Albania. Namun kritikan itu tak membuat Bunda Teresa mundur. Baginya siapa saja yang menawarkan cinta kasih kepada orang-orang melarat harus diterima. (Sumber: MajalahTempo).

            Hal serupa juga terjadi di Negeri kita saat ini, nama Ahok yang disebut kafir karena beragama kristen melakukan hal yang mirip dengan Bunda Teresa, membantu orang-orang yang kurang mampu melalui program-programnya, membersihkan Jakarta dari sungai-sungai kotor dengan pasukan warna-warninya, mengatasi banjir yang selama ini menjadi masalah ibukota. Tetapi kebaikan yang dilakukannya selalu di pandang sebelah mata.  Cacian dan makian diterimanya dari orang-orang yang tidak pernah berbuat, Tetapi hal ini tidak membuatnya mundur dan terus berkarya di negeri kita tercinta ini. Baginya penilaian manusia tidak penting yang penting baginya adalah Tuhan yang memperhitungkan kebaikan yang dia lakukan.

Sumber: Antaranews
Sumber: Antaranews
Dibalik sikap rendah hati yang dilakukan wajar saja jika dia begitu dicintai warganya meski tak sedikit juga yang membencinya meski berbeda iman, perubahan yang telah dilakukan akan menjadi sejarah di negeri ini dan bukti nyata yang dia kerjakan akan selamanya ada dalam sejarah DKI Jakarta. Parade bunga yang diberikan padanya hingga mencapai angka ribuan adalah kejadian fenomenal. Terlepas banyaknya sindiran dari sebagian orang itu tak mempengaruhi apapun karena sikap keteladanan yang dia berikan mengajarkan kita arti sebuah ketulusan.

Bunda Teresa juga begitu dicintai umat dunia dan umat Katolik, seluruh dunia ikut berkabung atas kepergiannya.  Hal itu bisa terjadi karena cinta yang telah diberikan terlebih dahulu, maka tepatlah sebuah kalimat “Kebaikan yang kamu lakukan tidak harus dibalas orang tersebut tetapi bisa melalui orang yang berbeda”.Terimakasih untuk para tokoh-tokoh Inspiratif, kalian telah mengajarkan kami arti sebuah ketulusan dan arti sebuah pengorbanan. Terimakasih putra terbaik bangsa atas contoh kejujuran itu, orang –orang sebenarnya mengakui dalam hatinya tetapi malu untuk mengukapkannya. Terimakasih, salam hormat dari  generasi muda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun