Mohon tunggu...
Frida Ananda
Frida Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PENTINGNYA LITERASI di USIA DINI dengan MENANAMKAN HABIT yang BAIK

3 Januari 2025   14:55 Diperbarui: 3 Januari 2025   15:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Penyebab dari rendahnya tingkat dai literasi adalah tidak terbiasanya mereka dalam membiasakan diri untuk membaca sejak dini serta faktor perkembangan zaman yang lebih maju sehingga anak-anak lebih tertarik bermain daripada membaca. Berkaitan dengan implementasi kegiatan literasi,peserta didik tingkat usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang sangat mendukung untuk meletakan dasar-dasar kemampuan literasi karena pada usia tersebut memiliki perkembangan yang sangat pesat.

Kemampuan literasi dapat meningkatkan kualitas individu serta memberikan pengaruh baik kepada generasi berikutnya. Dikarenakan sifatnya yang memberikan efek sangat luas, literasi membantu memberantas kemiskinan, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Literasi diartikan sebagai kemampuan dasar dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari yang digunakan sebagai pondasi  untuk  kecakapan  maupun keterampilan.  Di sekolah, literasi dikenal sebagai bagaimana mereka memahami informasi dan menjadi wadah untuk menambah wawasan. Istilah  literasi memiliki  pengertian  yang  lebih  luas. Secara umum masyasrakat hanya mengenalnya dengan literasi, padahal literasi memiliki banyak bidang seperti baca  tulis, numerasi, sains,  literasi  digital,  dan masih banyak lagi.

Hal ini dapat dilihat dari SD  Negeri  4  Menteng yang mengajarkan kebiasaan literasi kepada murid-muridnya. Kepala  sekolah  bertanggung  jawab  langsung  dalam proses   berjalannya   kegiatan   literasi   secara   menyeluruh   di   lingkungan   sekolah   dengan memberikan  arahan,  masukan,  saran,  serta  bimbingan  kepada  setiap  wali  kelas  dan  dewan guru,  serta  pengelola  perpustakaan  sekolah  dalam  melaksanakan  kegiatan  literasi  untuk membimbing dan  mengarahkan murid-muridnya untuk tertarik membiasakan diri membaca minimal sehari satu buku. Kegiatan literasi kelas dilakukan selama 15 menit setiap hari, peserta didik diarahkan wali  kelas  atau  guru  untuk  melakukan  aktivitas  yang  bermanfaat  baik  di  dalam  maupun  diluar  kelas  seperti  membaca,  menulis,  atau  mengamati.  Pada  akhir  kegiatan,  peserta didik diarahkan oleh bapak ibu guru untuk memberikan tanggapan mereka atas kegiatan yang sudah dilakukan baik dalam bentuk lisan maupun rangkuman. 

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran  sekolah dalam menanamkan kebiasaan literasi kepada anak. Metode  penelitian  yang  digunakan  dalam  penulisan  jurnal  ini  adalah  deskriptif menggunakan  pendekatan  kualitatif,  metode  penelitian  ini  digunakan  dengan  menyesuaikan judul  yang  diangkat  dalam  penulisan  jurnal  ini,  yaitu  tentang pemahaman dari warga sekolah tentang konsep literasi serta mengetahui bagaimana mereka mengimplementasikan kepada peserta didiknya. Selain itu, penggunaan  metode  kualitatif  lebih tepat digunakan kalau meneliti proses bukan hasil atau produk. Kemampuan untuk memaknai informasi tersebut  dapat dilakukan salah  satunya dengan kegiatan menulis dan membaca, maka dari itu kegiatan ini lah yang menjadi kegiatan dasar literasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah.Tenaga pendidik di SD Negeri 4 Menteng pada umumnya sudah memahami konsep dasar literasi tersebut, hal ini  dibuktikan dengan bagaimana kegiatan literasi yang dilakukan sudah sesuai dengan konsep literasi itu sendiri.

Terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan, diantaranya adalah membaca buku   cerita/pengayaan  selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan  membaca  yang dilakukan  adalah  membaca  buku  dengan nyaring dan membaca buku dalam hati yang dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca dan meningkatkan  kemampuan  literasi  di  semua  mata  pelajaran dengan  menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran, memfungsikan  lingkungan  fisik  sekolah  melalui  pemanfaatan  sarana  dan  prasarana sekolah antara lain perpustakaan dan pojok di kelas. Namun sayangnya, metode pengajaran ini masih terdapat beberapa hambatan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ada beberapa yang menjadi catatan dan bahan refleksi, agar pelaksanaan kegiatan literasi ini dapat berjalan secara berkelanjutan,sehingga membuat kegiatan literasi ini dapat menjadi suatu kegiatan yang membudaya.pertama dalam hal koleksi buku, buku-buku yang tersedia masih banyak yang perlu ditambahi dan diperbaharui, karena buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah dan pojok baca di kelas masih kurang dan kurang variatif, serta di didominasi buku-buku lama. Maka dari itu hal ini perlu menjadi perhatian agar nantinya buku-buku yang tersedia dapat menarik minat baca peserta didik. Kedua pelaksanaan kegiatan membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit yang masih kurang efektif dan perlu perbaikan dalam manajemen pelaksanaan. pelaksanaan kegiatan literasi ini sudah terprogram akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak kontinyu. Dalam satu minggu tidak pasti kegiatan membaca buku ini dilaksanakan. hal ini terjadi karena ada beberapa faktor pertama jumlah waktu tersedia kurang mencukupi karena guru dan peserta didik juga harus menyelesaikan topik-topik materi pembelajaran. 

Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut, tidak menjadi penghalang untuk membuatnya menjadi lebih baik. Hal yang dilakukan ialah rutin membaca, agar kemampuan peserta didik dapat meningkatkan program khusus membaca setiap hari, seperti membaca sebelum pembelajaran dimulai. Membacakan dongeng sebelum pelajaran dimulai bisa menjadikan peserta didik suka membaca dan mendengarkan cerita peserta didik tertarik untuk membaca sendiri. Perpustakan kelas juga menjadi hal penting dikarenakan buku-buku yang mudah diakses membuat minat baca meningkat. Dengan adanya perpustakaan mini di kelas menjadikan peserta didik terbiasa ada dilingkungan buku-buku dan meningkatkan rasa keingintahuan peserta didik. Pemberian penghargaan bagi peserta didik yang rajin membaca buku, merupakan cara meningkatkan minat baca peserta didik. Misalnya bagi peserta didik telah membaca buku sebanyak 2 buku dalam seminggu mendapatkan kupon peralatan tulis gratis dari koperasi sekolah hal ini akan memotivasi peserta didik untuk membaca. Pemahaman  guru  sebagai  seorang  tenaga  pendidik  tentang  konsep  dasar  literasi sangatlah  penting.  Konsep  dasar  inilah  yang  menjadi  acuan  guru  dalam  menggerakkan  dan menjalankan  kegiatan  literasi  di  sekolah. 

 

source: https://ejurnal.stie-trianandra.ac.id/index.php/jsr/article/view/958/761

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun