HADIST EKONOMI TENTANG PRODUKSI
: عَنِ المِقْدَامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ، خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ»(رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Artinya: "Dari Miqdam RA dari Rasul SAW ia bersabda: tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan hasil kerja (produksi)nya sendiri dan sesungguhnya Nabi Dawud AS mengkonsumsi dari hasil kerjanya sendiri" (HR. al-Bukhari)
A. Pengertian hadist ekonomi tentang produksi
Produksi sesungguhnya merupakan satu rangkaian dari kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi lainnya, yaitu konsumsi dan distribusi. Produksi sangat prinsip bagi keberlangsungan hidup dan peradaban manusia dan bumi. Maka sering disebut produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan kata "produksi" dalam bahasa arab dengan kata al-intaj dari akar kata nataja , yang secara harfiah dimaknai dengan ijadu sil'atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu).
Produksi dalam pandangannya harus mengacu pada nilai utility dan masih dalam bingkai nilai 'halal' serta tidak membahayakan bagi diri seseorang ataupun sekelompok masyarakat. Dalam hal ini, Abdurrahman merefleksikan pemikirannya dengan mengacu pada firman allah dalam surat al baqarah(2) ayat 219 yang menjelaskan tentang pertanyaan dari manfaat memakai ( memproduksi ) khamar.
Pada masa Rosulullah SAW, orang-orang biasa memproduksi barang dan beliau pun mendiamkan aktivitas mereka. Sehingga, diamnya beliau menunjukkan adanya pengakuan (taqrir) beliau terhadap aktivitas berproduksi mereka.
Dapat dipahami produksi merupakan setiap bentuk aktivitas yang dilakukan manusia dengan cara mengekplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah swt untuk mewujudkan suatu barang dan jasa yang digunakan tidak hanya kebutuhan fisik, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non fisik, dalam rangka meningkatkan maslahah dan bukan materi semata.
B. Produksi dalam perspektif islam
Produksi dalam perspektif islam tidak hanya berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya, meskipun mencari keuntungan tidak dilarang. Bagi islam memproduksi sesuatu bukanlah sekedar untuk dikonsumsi sendiri atau dijual di pasar, tetapi lebih jauh menekan bahwa setiap kegiatan produksi harus pula mewujudkan fungsi sosial. ( Aravik,2016:101-103)
Al-qur'an juga telah meletakkan landasan yang sangat kuat terhadap kegiatan produksi. Dala al-qur'an dan sunnah rosul banyak dicontohkan bagaimana umat islam diperintahkan untuk bekerja keras dalam mencari penghidupan agar mereka dapat melangsungkan hidupnya dengan lebih baik, seperti dalam al-qur'an surat al-Qashash(28):73.