Kampus islam di Semarang UIN Walisongo Semarang yang telah memiliki akreditas terbaik yaitu A dan berbasis riset mengadakan KKN MIT DR 13. Dimana KKN ini dilalaksanakan secara online dari rumah masing-masing mahasiswa. Dari KKN ini setiap mahasiswa diminta untuk membuat program kerja baik kelompok maupun individu. Salah satu program kerjanya yaitu penanaman pohon. Sampai saat ini yang kita ketahui bahwa Indonesia sendiri memiliki lebih banyak lahan pemukiman dibandingkan dengan penghijauanya. Dikarenakan hal tersebut KKN UIN Walisongo KKN MIT DR 13 khususnya kelompok 43 membuat program kerja berupa penghijauan atau penanaman pohon dengan berkonsep green building.
Belakangan ini di Indonesia sendiri sedang berkembang pesat di sector industrinya. Menurut data yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian, pada triwulan ke-3 tahun 2019, sektor industri konstruksi di Indonesia berhasil menyumbang 10, 60% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Terlihat jelas bahwa cukup cepat terjadi pertumbuhannya. Dengan perkembangan yang pesat tersebut sudah pastinya muncul banyak inovasi terbaru dalam berbagai bidang terutama dibidang kontruksi.
Jika kita perhatikan flashback beberapa tahun belakangan, sudah terjadi pergeseran tren dalam dunia kontruksi. Salah satu tren yang sedang menjadi pusat perhatian adalah penerapan konsep green building atau yang dikenal juga sebagai prinsip bangunan gedung hijau. Green building sendiri mengimplementasi dari sustainable contruction atau kontruksi berkelanjutan yaitu kontruksi dengan tujuan untuk mengurangi dampak buruk industry konstruksi yang ditimbulkan pada lingkungan.
Beberapa lembaga yang memiliki tugas untuk menilai bangunan hijau seperti BREEAM yang berasal dari Inggris, LEED yang berasal dari Amerika, GBCI dari Indonesia, dan masih banyak lagi menjadi bukti bahwa berbagai belahan dunia sudah menyadari bahwa ada inovasi terbaru dalam go green di bidang kontruksi.
Disamping itu, munculah pertanyaan seperti apa saja keuntungan yang didapatkan jika kita mengadopsi konsep green building ini dari sisi ekonomi? Mari kita perhatikan dengan jelas, belakangan ini dapat kita lihat bahwa mulai banyak bermunculan tren perumahan atau apartemen yang mengusung konsep go green di dalamnya sebagai tric marketing dalam memikat perhatian konsumen karena keindahan dan konsepnya yang simple namun elegan. Terlihat dari kecenderungan tersebut, kedepanya potensi perkembangan ekonomi dalam tren ini cukup menjanjikan.
Tren ini pun sangat mendukung pebisnis di Indonesia terutama para pelaku sector bisnis properti. Telah dilakukan riset yang dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC) di 6 kota di berbagai belahan dunia termaksuk Indonesia yaitu Jakarta, dan ditunjukkan poeluang investasi green building  di Indonesia adalah yang kedua terbesar setelah Mexico City, Mexico.
Menurut riset tersebut, potensi investasi bangunan hijau di Indonesia pada rentang 2020-2030 diperkirakan mencapai 200 miliar dolar AS dan 80% investasi tersebut terdapat pada sektor residensial. Berdasarkan hal tersebut, dapat kita lihat bahwa tren baru ini berpotensi menjadi sebuah ladang investasi yang menjanjikan terkhusus pada sektor residensial atau sektor properti di Indonesia dan nantinya akan menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia itu sendiri ke depannya.
Dengan adanya tren baru ini yang memiliki konsep ramah lingkungan pada sebuah bangunan juga dapat mengurangi biaya operasional dan perawatan bangunana karena pada dasarnya desain awal bangunan mengutamakan pada efisiensi tersebut dan lebih sedikit dibandingkan dengan bangunan konvensional.
Menurut laporan dari International Finance Corporation (IFC) terhadap dampak bangunan ramah lingkungan di Jakarta dan Bandung per Juni 2019, diketahui bahwa sebanyak 120 juta dollar AS telah dihemat dari biaya energi. Dengan begitu biaya operasi dan pemeliharaan bangunan, dalam jangka panjang bangunan yang mengadopsi konsep green building akan memakan biaya yang lebih rendah ketimbang bangunan-bangunan lainya.
Selain dapat menghemat biaya energi, desain rumah ini sangat memilik harga jual yang tinggi, sehinga sangat meguntungan bagi para investor properti. Dapat kita lihat dari semakin tigginya pasar bangunan hijau didepannya. Selain itu, konsep rumah ini sangat menambah nilai seni dan meiliki desain yang unik ditambah lagi biaya oprasionalnya yang rendah. Dengan desain yang sangat unik, desain ini mampu menarik minat banyak konsumen. Disampig itu juga, konsep bangunan grn building dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Beberapa riset dilakukan salah satunya oleh lembaga bernama Dodge Data & Analyics pada 2018 menyatakan  bahwa dari hasil risetnya sebagian besar bangunan yang memiliki konsep Green building memilki nilai aset yang nilai jualnya meningkat lebih dari 10%. Maka dari itu, untuk di Indonesia sendiri harus ditingkatkan lagi konsep bangunan Green building karena seperti yang kita ketahui dan sudah dibahas konsep bangunan ini memiliki banyak sekali manfaat dan keuntungan di sector ekonomi dan lingkungan dibandingkan dengan konsep bangunan konvensional pada umumnya. Selian itu, dengan banyaknya bangunan yang telah menerapkan konsep ini, nantinya akan sangat membantu baik di masa sekarang atau dimasa yang akan datang mengenai pengurangan permasalahan-permasalahan lingkungan baik dalam jangka panjang ataupun pendek.
Kemudian, secara tidak langsung dengan adanya tren terbaru ini akan mengarahkan kita semua menjadi sebuah komunitas yang lebih sehat dan peduli terhadap lingkungan melalui konsep bangunan ramah lingkungan ini. Oleh karena itu, di tengah perkembangan industri yang pesat di Indonesia ini, tren green building adalah salah satu hal yang penting diimplementasikan dalam dunia konstruksi untuk menghadapi perkembangan tersebut sebagai salah satu bentuk konstruksi berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H