toleransi anak sejak dini. Toleransi merupakan sikap saling menghormati yang harus dimiliki dari setiap masing-masing diri kita sendiri. Sedangkan secara umum  toleransi dapat diartikan sebagai perilaku terbuka yang menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama manusia.
Keberagaman Indonesia dengan 34 provinsi serta berbagai keberagaman yang terdiri dari 17.000 pulau, 714 suku, 6 agama, serta 1001 bahasa yang berbeda sangat diperlukan penanaman karakterMelihat masih banyaknya perilaku intoleran dan diskriminasi saat ini, menjadi latar belakang kegiatan Mahasiswa FIS Universitas Negeri Malang (UM) yang beranggotakan 5 mahasiswa Pendidikan Sosiologi yaitu Ana, Febriana, Fricha, Karina, dan Zalia dan 2  Pendidikan IPS Angga dan Dzaki  dengan bimbingan  Prof Dr. Sri Untari.M.Si . Kami melaksanakan sosialisasi penerapan toleransi dalam kehidupan sehari-hari di MI 11 Gunungrejo khususnya kelas 3 yang dilaksanakan pada, Jumat (22/11/24 ).
Kegiatan yang kami lakukan berupa pemaparan materi pentingnya sikap toleransi dan menampilkan video contoh toleransi dan sikap tolong menolong terhadap sesama , diakhiri dengan sharing pengalaman siswa mengenai sikap toleransi.
"Kalo di sekolah toleransi yang bisa diterapkan seperti  bertemanan dengan semua orang tanpa memandang perbedaan, Tidak mengucilkan atau menghina teman yang berbeda, Saling membantu satu sama lain tanpa membedakan suku atau agama", Ujar Rara, ketika pemaparan  materi..
Sikap saling menghormati dan menerima perbedaan sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang beragam. Dengan toleransi,kita dapat menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis.
" Mengapa toleransi bisa mengurangi konflik dan kekerasan? ketika kita terbuka dan mau memahami perbedaan akan mengurangi risiko kesalahpahaman dan tidak mudah tersinggung atau salah menginterpretasikan tindakan orang lain." Ujar zalia, salah satu anggota mahasiswa
Yang juga mendorong kita untuk berdiskusi daripada langsung bertindak emosional, kita akan cenderung mendengarkan dan mencari solusi bersama. Dengan toleransi kita bisa bekerja sama meski dengan latar belakang yang berbeda.
Namun masih banyak sikap intoleran di kalangan masyarakat apalagi di media sosial. Hal ini dapat dibuktikan pada beberapa komentar pada  platform media sosial yang menyudutkan salah satu suku atau agama.
Sikap netizen yang menyudutkan salah satu suku atau agama ini biasanya disebabkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang berasal dari suku atau agama tertentu, sehingga dapat menimbulkan asumsi buruk dari masyarakat yang menjurus pada suku atau agama tertentu.
"Kalau menemukan komentar atau unggahan yang intoleran, jangan membalas dengan emosi. Sebaliknya, kita menanggapi dengan edukasi atau laporkan jika memang melanggar aturan platform. Kita jadikan media sosial itu sebagai alat menyatukan,bukan memecah belah ya." Ujar Fricha, salah satu anggota mahasiswa.
Setelah penyampaian materi dan penyajian video toleransi selesai, kami meminta beberapa siswa untuk maju menceritakan sikap toleransi yang pernah mereka lakukan, sebagai apresiasi kami membagikan snack kepada semua siswa. Kegiatan sosialisasi di tutup dengan foto bersama seluruh siswa kelas 3 dan bapak ibu guru MI 11 Gunungrejo sebagai dokumentasi kegiatan ini.