John Wick (2014) dibuka dengan adegan di mana seorang pria penuh luka berhasil mengeluarkan diri dari mobil yang ditumpanginya. Mobilnya ringsek dan pelipisnya berdarah. Ia menggenggam sebuah ponsel pintar. Sebuah video menampakkan seorang wanita cantik di layar ponselnya. Pria itu bernama John Wick dan ia dikenal sebagai Baba Yaga.
John Wick (2014) merupakan film garapan Chad Stahelski dan David Leitch. Penerimaan masyarakat akan film John Wick yang pertama ternyata cukup bagus hingga Stahelski meneruskan proyeknya dengan Keanu Reeves ini menghasilkan dua judul lanjutannya, John Wick 2 dan John Wick 3: Parabellum (2019). Sebuah fakta menarik: sebelum proyek saga ini, Stahelski kerap menjadi double stunt untuk Keanu Reeves dalam film-filmnya yang terdahulu.
Premis John Wick sederhana: seorang mantan pembunuh bayaran yang mencari keadilan atas hal-hal yang ia sayangi. Ia kembali menjadi mesin pembunuh sebab anak anjing pemberian mendiang istrinya dibunuh oleh Iosef Tarasov (Alfie Allen). Tak hanya itu, Iosef yg merupakan anak laki-laki dari Viggo Tarasov (Michael Nyqvist) ini menyuruh anak buahnya menghajar John hingga babak belur di bawah atap rumahnya sendiri. Kemudian gerombolan preman ingusan ini mencuri mustang kesayangan John. John yang memang sedang berduka, ditambah harus kehilangan hadiah terakhir dari istri tercintanya memutuskan untuk memburu Iosef. Ia tidak peduli jika ayah Iosef Tuhan sekalipun. Segala halangan ia libas habis. Baba Yaga, itulah nama yg ia dapatkan selagi ia masih bekerja di dunia kelam. Seorang malaikat kematian berpakaian setelan necis dan berdasi.
Pada John Wick 2 kita bisa melihat pergolakan batin John yang hampir terlanjur kembali ke dunia yg dulunya berhasil ia tinggalkan. Santonio D'Antonio (Riccardo Scamarcio), seorang mafia kelas kakap yg berasal dari keluarga pengisi kursi di High Table, datang ke kediaman John untuk meminta bantuannya. Rupanya John memiliki hutang budi pada Santonio dan kini ia datang untuk menagihnya. John menolak, tapi Santonio juga bukanlah orang yang bisa menerima jawaban tidak. Alhasil, rumah john di-bazooka-nya hingga terbakar rata. Mau tak mau, John menuruti apa yang diinginkan Santonio. Di sini, John sudah benar-benar kembali ke dunia lamanya.
Misi selesai dengan mudah. Tapi tentu tantangan John belum berakhir di situ. Santonio berbalik mengincarnya dengan memasang bounty untuk kepalanya. Perkataan Viggo Tarasov kembali dibuktikannya di sini, "John wick is a man of focus, commitment, and sheer will." Merasa dikhianati, John nekat membunuh Santonio di dalam Hotel Continental---sebuah tempat aman di mana para pembunuh bayaran dilarang keras menjalankan pekerjaannya di sana.
Tindakan gegabah John ini mengantarkan kita ke John Wick 3: Parabellum. Dia divonis excommunicado: hukuman mati. John Wick yang sudah melawan musuh tak terhitung jumlahnya dan tanpa henti, kepayahan. Terseok-seok kita melihat upaya John bertahan hidup, menghubungi semua kenalannya. Di instalasi kali ini, kita disuguhi serpihan masa lalu dan latar belakang John. Stahelski dengan piawai menjahit adegan demi adegan, memberi gambaran mengenai sosok John Wick lebih dalam lagi serta alasan di balik kegigihannya untuk tetap hidup. Kali ini, demi lolos dari vonis excommunicado, John pergi ke Maroko untuk tawar menawar dengan pimpinan High Table.