Mohon tunggu...
Frans Siringoringo
Frans Siringoringo Mohon Tunggu... Perekayasa Jaminan Aliran dan Proses -

Hidup dalam buminya Tuhan, berkutat dalam ilmu rekayasa, bernafas dalam lingkung sosial kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepiring Waktu

1 Maret 2019   14:41 Diperbarui: 1 Maret 2019   14:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Pribadi

Waktu ini begitu sedap
Tak terasa hanya tertinggal sedikit di pinggiran piring
Gurihnya waktu melumuri lidah
Membius kepala yang semakin rontok dan memutih

Kalau bisa, aku mau minta dua piring lagi
Satu untuk 'ku makan sekarang
Satu untuk 'ku bawa pulang
Untuk ayah dan ibu, supaya kami bisa makan waktu bersama di rumah

Tapi sayang, itu tidak mungkin
Semua orang dapat jatah waktu sepiring
Sama porsi, sampai ke butiran detiknya
Hanya saja, masing-masing berbeda cara makannya

Ada yang makan dengan tenang
Ada yang makan dengan penuh perhatian
Ada yang makannya bersuara
Ada yang makan diselingi doa di antara suapan

Aku? Aku makan terlalu lahap
Mejaku berantakan
Cemong-cemong durasi melekat di pipi kiri dan kanan
Menunggu diseka punggung tangan
Hingga jatuh ke tanah menyisakan remah yang nanti dikenal sebagai kenangan

Dan di sini piringku sudah diangkat
Hanya tersisa sepotong waktu yang 'ku punya
Tertusuk garpu jarum jam
Berharap jadi guna
Sebelum akhirnya 'ku lahap ketika menunjuk angka dua belas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun