Mohon tunggu...
Fredy Sukiman
Fredy Sukiman Mohon Tunggu... Apoteker - Frey Earth organization

Frey earth building oline shop toped Gold Frey de saint loco Gold dinar Fredy Frey blogger7384623543345801715#editor/src=sideba Pengguna:FreeyEarth society Wikipedia

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Sumber Pertanian, Harapan bagi para Petani di Wilayah Pinggiran Palembang

14 Oktober 2024   21:55 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:05 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Palembang. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Ryan Zulqudsie

Petani sengaja dibuat susah agar lahannya dijual.

Petani dibuat ketergantungan terhadap pupuk kimia. Tetapi pupuk dibuat mahal. Subsidi sangat terbatas, jauh dari mencukupi kebutuhan lahan dan pembeliannya pun harus punya KTA Kelompok Tani.

Petani dibuat terjepit.
Saat panen raya, pasar tidak mampu menyerap, pemerintah lepas tangan. Tidak ada yang mau menampung hasil tani mereka.

Petani dibuat sakit hati.
Saat menanti panen, harga melambung, membuat petani berharap banyak. Tetapi saat panen tiba, pemerintah membuka keran impor.

Petani dipersempit ruang geraknya.
Lahan-lahan pertanian berubah fungsi menjadi hunian. Land use dengan status hijau dengan cepat berubah menjadi status kuning, mendadak diperbolehkan untuk dijadikan kawasan permukiman.
Padahal status hijau diberikan untuk lahan subur dan produktif.
Sementara penguasaan tanah atas nama pribadi dengan luasan yang diluar jangkauan akal, marak ditemui. Sekalipun dia adalah aseng sekalipun.

Kalau petani lenyap, kita mau makan apa?
Hasil rtanian rumah tangga, menanam di beranda rumah jauh dari kata mencukupi. Dan tidak semua orang mempunyai tangan yang dingin dalam bertani.

Dawamkan sholawat asyghili agar para pemangku jabatan yang menyebabkan kondisi petani terpuruk segera mendapat balasan dari Allah Ta'ala.

Me,
Emaknya anak-anak.
Istrinya c Mbeb.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun